Kado Istimewa untuk Hutan, Selamat Hari Sejuta Pohon

Dedy Ibmar.
Dedy Ibmar.

SALAH satu sahabat terbaik makhluk hidup terbaik bagi manusia adalah Pohon. Keberadaan pohon dapat mengurangi kadar karbondioksida dan melahirkan oksigen di muka bumi ini. Tidak hanya itu, pohon juga dapat mencegah terjadinya banjir karena air hujan akan terserap ke dalam tanah. Sederhananya, pohon ialah sumber utama kelangsungan hidup bagi makhluk hidup.

Berbagai upaya untuk menghidupkan pohon-pohon pun sudah dilakukan. Sebut saja dengan penanaman kembali pohon di hutan-hutan, gerakan-gerakan penghijauan dan lainnya.

Sayangnya, penanaman kembali itu tidak selalu diiringi dengan pelestariannya. Padahal penting bagi kita untuk terus memantau perkembangan pohon yang kita tanam. Dengan begitu, pelestarian dan proses penghijauan kembali bisa berjalan sesuai target yang diinginkan.

Buktinya, sepanjang 2015 lalu hutan didaerah Sumatera dan Kalimantan malah dijadikan objek pembakaran. Sehingga, ratusan hektar hutan musnah seketika. Malangnya lagi, kerugian itu tak hanya berdampak pada sisi luas hutan yang berkurang, masyarakat didaerah-daerah itu pun ikut menjadi korban hamparan asap akibat kegilaan para pembakar hutan tersebut. Sederhananya, ini merupakan krisis kompleks dan multidimensional yang segi-seginya menyentuh setiap aspek kehidupan seperti kesehatan, lingkungan hidup, hubungan sosial, ekonomi hingga politik.

Kemudian, menjelang akhir tahun 2015, perlahan asap mulai menghilang dan menyisakan lahan gundul lahapan si jago merah. Namun lagi-lagi berita menyengat mengenai hutan bangsa yang malang itu kembali hadir. Sebagaimana diketahui bahwa perusahaan pembakar hutan di dua pulau nusantara ini telah lolos dari jeratan hukum. Dalam putusannya, hakim berdalih bahwa kebakaran hutan tidak merusak lahan karna masih dapat ditanami kembali.

Tentu saja logika ini tak dapat diterima. Hal ini sama saja apabila saya mengatakan bahwa “membunuh itu bukanlah perkara kejahatan karna masih akan lahir lagi manusia-manusia yang baru”. Dengan sendirinya, setiap insan dengan akal sehatnya pasti menolak pernyataan tersebut.

Kronologis cerita hutan di Negri ini memang sangat mengenaskan. Tragis! Ini merupakan kado terindah dan teristimewa untuk Hari Sejuta Pohon saat ini. Hingga pada akhirnya, Indonesia telah sampai pada puncak mengkerutnya luas hutan dan musnahnya pepohonan secara dramatis. Wacana-wacana dan gerakan-gerakan penghijauan sudah sangat usang dan tidak lagi dapat menggerakkan roda sejarah. Apabila hal ini terus berlanjut dapat dipastikan ekosistem perlahan akan sirna.

Maka dari itu Indonesia butuh visi baru tentang kondisi hutan. Sebuah visi yang dilakukan secara terus-menerus dan tidak setengah-tengah. Hari Sejuta Pohon saat ini seharusnya dijadikan momen untuk mengingat, melakukan dan mempertahankan visi dalam memelihara hutan. Sebab hutan dengan segala keistimewaan itu perlahan terlupakan dengan kehidupan modern yang serba sibuk. Selamat Hari Sejuta Pohon Dunia. (*)

Penulis: Dedy Ibmar, Aktifis HMI Ciputat dan Penggiat Kajian PIUSH.

Komentar Anda

comments