Cerita Dubes Djauhari saat Covid-19 Muncul Pertama Kali di China: Situasi Mencekam

Palapanews.com- Duta Besar (Dubes) Republik Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun mengatakan situasi di China begitu mencekam pada awal pandemi Covid-19 muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei. Sejak kasus itu muncul pertama kali, pada 23 Januari 2020 Kota Wuhan langsung dikunci yang diikuti pemberlakuan pembatasan pergerakan di kota dan provinsi lain.

“Pada awalnya memang mencekam. Mencekam karena ini sesuatu yang baru,” kata Djauhari dalam diskusi online yang diselengarakan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) dengan tema Covid-19: Belajar New Normal dari Negeri China”, Selasa (16/6/2020).

Pada saat kebijakan penguncian Kota Wuhan ini, menurutnya semua penerbangan dan angkutan darat ke Wuhan dihentikan. Semua pergerakan warga dibatasi, kecuali untuk membeli makanan.

“Memang mencekam sekali, sehingga sejak awal kita membuka komunikasi dengan seluruh WNI di sini,” papar Djauhari.

Untuk membantu WNI di Kota Wuhan yang didominasi oleh pelajar, Kedutaan Besar RI di Beijing kemudian langsung mengirimkan masker dan logistik, dengan mentransfer uang karena ketatnya kuncian di sana.

Seiring berjalannya waktu, pihak KBRI juga langsung melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat di Beijing untuk rencana evakuasi.

“Kemudian kita berunding dengan pemerintah pusat, maupun pemerintah daerah untuk mengevakuasi. Kita termasuk negara yang awal mengevakuasi,” paparnya.

“Kita kirim lima staf ke Wuhan. Kita buka posko bersama dengan PPIT, Perhimpunan Pelajar Indonesia-Tiongkok,” lanjutnya.

Kendati begitu, dalam prosesnya, evakuasi WNI di Wuhan sendiri terkendala banyak hal. Termasuk sebaran WNI di 10 titik yang cukup jauh sehingga cukup lama untuk menjangkau bandara.

Bahkan, Djauhari mengatakan, seorang WNI terpaksa ditinggalkan karena lokasinya yang jauh, ratusan kilometer, karena kondisi sulit saat itu.

Untuk WNI yang tertinggal itu, kata Djauhari, KBRI tetap tetap kontak, dan memastikan WNI tersebut tetap baik-baik saja. (red)

Komentar Anda

comments