50 KWT Tangsel Ciptakan Inovasi Makanan Ringan Tanpa Beras dan Terigu

Palapanews.com- Sebanyak 50 peserta dari tujuh kecamatan di Tangsel mengikuti Lomba Inovasi B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman) untuk menu makanan ringan berbahan dasar non beras dan non terigu di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan dan Pertanian Kota Tangsel, Kamis (11/7/2019).

Kepala Bidang Keanekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, M. Faridzal mengatakan 50 peserta yang berasal dari Kelompok Wanita Tani (KWT) dan kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) ini menyiapkan menu makanan ringan berbahan dasar jagung, ubi, singkong atau kentang untuk diikutsertakan dalam perlombaan.

“Tujuannya yakni memberi dorongan kepada para ibu untuk meningkatkan keragaman konsumsi dengan berprinsip pada non beras dan non terigu agar bisa menghilangkan ketergantungan beras,” ujarnya.

Dengan disusunnya Peraturan Walikota (Perwal) tahun 2020 untuk keanekaragaman konsumsi dan ketahanan pangan, nantinya setiap OPD harus menggunakan bahan pangan lokal sebagai konsumsi rapat.

“Perwal baru disusun. Saya berharap kedepan bisa bersinergi dengan Dinkop dan Indag Tangsel serta pelaku UKM dibawah naungan kedua dinas tersebut,” jelasnya.

Sedangkan pemenang dari Lomba Inivasi B2SA tersebut nantinya akan diikutsertakan jika ada perlombaan di Provinsi. Namun, semua akan dibina melalui forum KWT. Penilaiannya pun dihitung berdasarkan penampilan yang menarik, kadar kalori, protein, dan lainnya yang akan dinilai oleh juri Chef Ranu, Ahli Gizi Dinas Ketahanan Pangan Banten dan PKK Tangsel.

Sementara salah satu dewan juri, Chef Ranu berharap UKM Tangsel dapat dengan mandiri melakukan inovasi dari bahan pangan lokal.

“Dengan lomba inovasi tersebut, hasilnya UKM dapat menciptakan oleh-oleh khas Tangsel. Seperti terlihat menu makanan ringan Croissant Singkong, Getuk Miyabi, Risova, Tart Mocaft, Banana Cassava, Pastel Tutup Ubi Ungu dan lain sebagainya,” beber Ranu.

Namun, Ranu mengungkapkan bahwa menu makanan ringan tersebut masih dibawah standar. Padahal, sebuah produk harus sesuai dengan karakter dan dengan kemasan diharapkan dapat menarik daya beli.

“Didominasi oleh singkong, menu-menu ini masih dibawah standar dan banyak ikut-ikutan. Tapi saya akan dampingi sampai menjadi oleh-oleh Tangsel,” ungkapnya. (nad)

Komentar Anda

comments