Palapa News – Pengentasan kurang gizi dan gizi buruk harus melibatkan semua komponen, baik itu pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha. Ini dilakukan untuk mencapai target bebas kurang gizi.
Demikian dikatakan Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany, saat peluncuran Program Terpadu untuk Intervensi Gizi dan Pemberdayaan Komunitas di Universitas Terbuka (UT) Convention Centre, Pondok Cabe, Pamulang, Selasa (26/3/2013). “Pelaksanaan pembangunan menjadi tanggungjawab semua pemangku kepentingan,” ungkapnya.
Menurutnya, angka anak menderita kurang gizi di Kota Tangsel relatif kecil. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, angka kurang gizi pada anak sudah turun drastis dari sebelumnya.
“Kini hanya ada 31 anak dan sebagian besar orangtuanya merupakan warga pendatang. Hal ini menjadi pekerjaan rumah bagi kami untuk pengentasan masalah malnutrisi,” kata dia.
Ia menambahkan, pihaknya terus berupaya menekan angka gizi buruk hingga nol persen dengan terus melakukan monitoring. “Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa harus layak mendapatkan perhatian gizi,” paparnya.
Di lokasi yang sama, Presiden Direktur PT Trans Retail Indonesia, Shafie Samsudin mengaku optimis atas keterlibatan semua pihak. Program intervensi gizi balita plus pemberdayaan ekonomi kepada keluarganya dapat menjadi solusi efektif untuk menjadikan Indonesia sehat dan sejahtera.
“Selain memberikan edukasi gizi, kami juga berupaya memberikan pemahaman mengenai kemandirian ekonomi dan kewirausahaan untuk orangtua balita malnutrisi agar manfaat program ini menjadi berkesinambungan,” terang Shafie.(ymw)