Bau Mulut Dapat Dicegah

Palapanews.com- Saat bulan puasa, biasanya orang yang menjalankannya tidak percaya diri karena bau mulut atau yang disebut juga Halitosis.

Halitosis berasal dari bahasa latin, yakni Halitus yang berarti nafas dan Osis yang berarti kondisi patologis. Sehingga dapat diartikan halitosis adalah suatu kondisi kesehatan rongga mulut yang dikarakteristikan dengan adanya bau mulut saat seseorang mengeluarkan nafas.

drg Agi Ardianti, Rumah Sakit Awal Bros Tangerang, menjelaskan, secara garis besar halitosis dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu faktor lokal dan sistemik. Untuk penyebab yang berasal dari rongga mulut disebut faktor local dan penyebab yang berasal dari tubuh disebut faktor sistemik.

ā€œMenurut penelitian yang dilakukan oleh Delanghe, dilaporkan 87 persen kasus halitosis disebabkan dari faktor local atau bau mulut yang berasal dari rongga mulut,ā€ katanya.

Di dalam mulut sendiri, lanjut Agi, terdapat hampir 400 macam bakteri berbagai tipe, bermukim pada bagian-bagian mulut yang sulit dibersihkan, seperti pada bagian belakang lidah, gigi yang berlubang, pada sisa akar gigi, serta pada bagian leher gigi yang bersatu dengan plak dan karang gigi. Semua hal diatas itulah yang dapat menyebabkan bau mulut.

ā€œBakteri-bakteri ini akan menguraikan sisa makanan dan sel sel mati yang tidak dibersihkan, menjadi senyawa yang mengandung sulfur dan ammonia. Senyawa inilah yang menyebabkan bau mulut atau halitosis,ā€ ujarnya.

Bakteri-bakteri yang bermukim di dalam rongga mulut, sangat memiliki peran dalam menyebabkan bau mulut. Namun perlu diingat juga, tidak semua bau mulut disebabkan oleh bakteri. Karena, makanan yang memiliki bau yang khas, seperti petai, bawang, jengkol, dapat pula menimbulkan bau mulut.

ā€œMakanan yang memiliki bau yang khas tersebut, akan menghasilkan substansi yang mudah menguap, dan kemudian dikeluarkan atau dieksresikan melalui paru-paru, sehingga tercium bau pada rongga mulut ketika sedang bernafas,ā€ papar wanita ramah ini.

Adapun penyebab lain terjadinya bau mulut, adalah akibat penurunan produksi air liur, merokok serta faktor sistemik. Untuk penurunan produksi air liur, dapat terjadi saat pengurangan aktifitas mengunyah. Penurunan aliran saliva itu akan mengakibatkan ludah bersifat lebih basa atau ludah memiliki pH diatas 7. Ludah yang memiliki pH lebih dari 7 tersebut, mengakibatkan terjadinya perubahan keseimbangan mikroflora atau bakteri. Bakteri-bakteri tersebutlah yang menyebabkan terjadinya pembusukan sisa-sisa makanan dan sel-sel mati, sehingga menyebabkan bau tidak sedap pada mulut.

ā€œSelain hal diatas, merokok juga dapat menyebabkan bau mulut. Tembakau rokok mengandung senyawa sulfur yang mudah menguap. Bau mulut yang disebabkan oleh rokok, dapat bertahan hingga satu hari penuh setelah merokok. Perlu diingat juga, bau mulut akibat rokok, dapat diderita oleh para perokok pasif yang secara terus menerus menghirup asap rokok,ā€ ujarnya.

Untuk bau mulut yang disebabkan oleh faktor sistemik, dapat disebabkan oleh penyakit seperti infeksi saluran pernafasan atau ISPA, diabetes, kelainan gastro-intestinal, kelainan pada ginjal maupun akibat gangguan hati atau liver. (mfr)

Komentar Anda

comments