NUS dan MRIN Jalin Kemitraan Majukan Penelitian Kardiovaskular di Indonesia

Palapanews.com- National University of Singapore (NUS) Yong Loo Lin School of Medicine dan Mochtar Riady Institute for Nanotechnology (MRIN) menjalin kerjasama strategis untuk memajukan penelitian klinis penyakit kardiovaskular (CVD) di Indonesia.

Medical Managing Director Grup RS Siloam, dr. Grace F. Indradjaja mengatakan, kolaborasi penelitian antara NUS Medicine, MRIN, dan Siloam dalam bidang penyakit kardiovaskular ini melibatkan stem cell, untuk memberikan kontribusi pada masa depan kedokteran seperti genetika dan pengobatan presisi.

“Tidak hanya untuk pendidikan, penelitian klinis memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien,” ujarnya di MRIN, Kamis (25/4/2024).

Menurut Grace, dengan berkolaborasi dengan NUS, salah satu universitas dan sekolah kedokteran terkemuka di Singapura, menandai salah satu pencapaian besar bagi Siloam yang juga merupakan bukti komitmen pihaknya terhadap Indonesia.

“Memiliki visi yang sama, kami akan berusaha untuk memberikan inovasi layanan kesehatan kelas dunia, keahlian, dan penelitian di bidang kardiologi, untuk memberikan dampak yang besar bagi kesehatan masyarakat,” tegasnya.

Tentunya kolaborasi ini akan bermanfaat bagi para pihak yang terlibat dalam berbagai bidang kolaborasi, termasuk proyek penelitian bersama di bidang kedokteran molekuler, genetika dan ilmu kesehatan, pertukaran informasi ilmiah, akademis, dan teknis serta materi akademis dan/atau kolaborasi dalam pertukaran pengetahuan dan teknologi.

Kemitraan ini juga akan memungkinkan Siloam, MRIN, dan NUS Medicine untuk menjadi mitra penelitian kolaboratif. Staf dan mahasiswa dari semua pihak dipersilakan untuk berkunjung, berdiskusi dan berpartisipasi dalam kegiatan penelitian dan pengembangan bersama, seminar dan konferensi.

“Staf MRIN juga akan mendapatkan pelatihan di tempat di kampus NUS Medicine sebelum melakukan penelitian yang berkaitan dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit kardiologi lainnya,” imbuhnya.

Sementara itu, Direktur Program Penelitian Translasional Penyakit Kardiovaskular-Metabolik dan Wakil Dekan Penelitian di NUS Medicine, Profesor Roger Foo mengutarakan rasa senangnya karena dapat bekerjasama dengan Grup RS Siloam dan MRIN untuk memberikan dampak positif dan perbedaan bagi pelayanan kesehatan di Indonesia.

“Pemahaman yang lebih baik mengenai dampak genetika pada CVD sangatlah penting. Jaringan rumah sakit dan klinik Siloam yang luas di seluruh Indonesia menyediakan basis data pasien yang relevan dan dapat diandalkan bagi kami untuk memajukan penelitian klinis dan pengobatan CVD, terutama untuk populasi di Asia,” jelasnya.

Diketahui penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di Asia pada tahun 2019, menyebabkan 10,8 juta kematian atau sekitar 35% dari total kematian di Asia. Di Indonesia, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian paling umum pada tahun 2018, sementara risiko penyakit kardiovaskular di Indonesia adalah yang tertinggi ketiga di ASEAN, setelah Laos dan Filipina.

Perbedaan mendasar dari setiap individu dapat mempengaruhi perkembangan penyakit dan respon pengobatan. Perbedaan ini dapat bervariasi antar individu, garis keturunan, dan populasi geografis. Sebagai contoh, orang Asia Selatan memiliki beban penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan kelompok etnis lainnya. (nad)

Komentar Anda

comments