Palapanews.com- Warga Kampung Picung, Desa Pasar Kemis RT01 dan 03 RW 05, Kecamatan Pasar Kemis, Kabupaten Tangerang harus menderita gatal-gatal setelah air tanah yang biasa dipakai beraktifitas tercemar limbah kimia dari pabrik.
Air yang semula bening tersebut, sejak tujuh tahun lalu berubah menjadi kuning keemasan hingga tidak dapat lagi digunakan.
Sarniti (45) salah satu warga mengatakan, pencemaran tersebut awalnya hanya terjadi di sekitar pabrik saja, namun menyebar hingga mencemari air tanah warga.
“Ini udah tujuh tahun, awalnya engga sampe kerumah, tapi airnya lama-lama nyebar,” ujarnya, Jum’at (12/10/2018).
Sarniti mengatakan, ia dan hampir seluruh warga RT01 dan 03 harus menderita gatal-gatal lantaran menggunakan air yang tercemar tersebut.
Bahkan, para warga telah berkali-kali berobat namun tak kunjung sembuh.
“Rasanya kaya alergi, gatel, panas, saya udah tiga kali berobat, tapi obat nya engga cocok malah tambah gatel,” ujarnya.
Bahkan, akibat pencemaran air tersebut, terdapat warga yang meninggal karena gatal-gatal di seluruh tubuhnya sudah menyebar.
“Tiga tahun lalu ada yang meninggal gara-gara gatel seluruh badannya, udah pada hitam gitu karena gatel, makanya kita juga ngeri, pengen nya air bersih lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Endang (35) mengatakan, pencemaran tersebut terjadi sejak adanya tiga pabrik yang beroperasi di sekitar wilayah tersebut yakni Pabrik Accu, Pabrik Benang, dan Gudang Kimia.
“Itu diduga karena dari limbah pabrik, karena saat dua pabrik berenti beroperasi agak bening, antara pabrik benang atau Accu, warga curiga dari limbah pabrik ini,” ujarnya.
Ia pun berharap, air tanah yang biasanya dia nikmati dapat kembali digunakan sehingga tidak lagi membeli air galon untuk beraktifitas sehari-hari.
“Pengennya air bersih lagi, engga pengen gatel-gatel lagi, mandi engga pake air galon lagi karena air tanahnya udah ga bisa dipake, kalau bisa kita juga dapet bantuan air bersih terus biar engga beli air galon terus,” tandasnya. (ydh)