Palapanews.com- Martiningsih (35) yang merupakan korban kecelakaan maut di tanjakan Emen, Subang, Sabtu (10/2/2018) lalu, meninggalkan suami dan satu anak lelaki berusia 11 tahun yang masih duduk di bangku kelas 6 SD Pamulang Indah.
Almarhumah yang diketahui patah pada bagian lengannya ini juga anak dari korban meninggal dunia bernama Sri Widodo, anggota Koperasi Simpan Pinjam Permata. Sebelum tabrakan maut terjadi, Martiningsih sebelumnya adalah penumpang bus 2 yang pindah ke bus 1.
“Ningsih pindah ke bus 1, biar dekat dengan ibunya, Sri Widodo. Makanya nama dia gak ada di list bus 1, karena penumpang pindahan,” ujar Citra salah seorang teman Almarhumah Ningsih di RSUD Tangsel, Minggu (11/2/2018).
Almarhumah bukanlah anggota Koperasi dan hanya diajak ibunya jalan-jalan. Sebelum berangkat, Martiningsih sempat dilarang ikut oleh suami dan anaknya, dengan alasan anaknya yang bernama Bagus sedang mengikuti Try Out (TO).
“Dia sebenarnya dilarang ikut sama suaminya, tapi ngeyel, katanya sayang sudah bayar. Padahal anaknya lagi TO di SMP Dharma Karya UT. Tapi gimana ya namanya juga ajal, sudah diatur sama Allah,” ungkap Citra.
Bagus dalam kesehariannya adalah anak yang tertutup dan hanya dekat dengan ibunya. Kata Citra, Bagus sebenarnya sangat terpukul, tapi dia lebih menyimpannya dalam hati.
Sedangkan suaminya, sempat mencari tangan Almarhumah istrinya di lokasi kejadian dengan bantuan cincin pernikahan yang dikenali.
“Sempet cari-cari tangan istrinya, awalnya ketemu. Tapi suaminya bilang bukan, ini bukan tangan istri saya. Saya kenal betul cincin yang ia kenakan,” papar Citra seraya menirukan.
Sementara Almarhumah Martiningsih dan Sri Widodo akan dibawa ke rumah duka yang beralamat di Permata Mansion, Depok kemudian baru dimakamkan. (nad)