Palapanews- Tim pasangan Arsid-Elvier, Drajat Sumarsono, menolak hasil pleno daftar pemilih tetap (DPT) yang telah diplenokan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Jumat (2/10/2015).
Drajat beralasan, masih banyak data yang bermasalah. Timnya, kat Drajat, menemukan sebanyak 91.915 pemilih yang harusnya dicoret. Jumlah tersebut menurutnya ditambah dari temuan Panwaskada Tangsel sebanya 61.000 lebih. Dengan demikian jumlah DPT hanya 750.000 pemilih.
“Seharusnya tidak segitu jumlahnya, jika data temuan kami ini dipakai untuk memferivikasi, apa lagi Panwaskada pun memiliki data temuan. Jadi semestinya tidak seperti ini, kalau memang data kami dipakai mestinya banyak yang dicoret karena memang banyak yang bermasalah. Makanya kami menolak DPT ini,” ujarnya.
Suasana rapat pleno semakin memanas, ketika Drajat bersama utusan tim Arsid-Elvier lainnya maju ke depan forum sambil menunjuk satu dus data pemilih yang bermasalah.
“Ini semua data valid, bukan data asal-asal yang kami klaim atau apa pun itu, ini semua lengkap per nama per alamat. Jadi tolong data ini seharusnya dipakai dicermati. Jangan dipaksakan seperti ini. data pemilih masih berantakan, tapi dipaksakan untuk diplenokan,” tuturnya.
Penolakan juga disampaikan timses Ikhsan-Li Claudia, Djoko Prasetyo. Menurutnya DPT yang ditetapkan oleh KPU masih banyak bermasalah.
“Kami melihat ini semua masih dalam masalah, jadi kami menolak hasil pleno ini karena tidak mungkin kami menyetujui data pemilih yang masih banyak masalah seperti ini,” jelasnya.
Sedangkan, tim dari pasangan Airin Rachmi Diany-Benyamin Davnie, Sukarya, menyetujui hasil pleno tersebut.
“Kami tetap menghargai apa yang dikerjakan oleh teman-teman KPU berserta jajarannya,” tegas Sukarya. (one)