Ini Dia Asal Mula Pasar Sandratex di Ciputat

Pasar SandratexPalapanews- Sekitar tahun 70-an, jalan masuk menuju PT Sandratex yang berlokasi di Kelurahan Rempoa, Kecamatan Ciputat Timur, Tangerang Selatan (Tangsel), masih terlihat senggang. Tak banyak aktifitas warga di sekitar areal pabrik.

Lambat laun, semakin bertambahnya karyawan pabrik dan rasa jenuh dengan menu makanan kantin yang itu-itu saja, membuat para karyawan keluar gerbang pabrik saat jam istirahat untuk mencari menu lain yang dinginkan.

Gayung bersambut, mulai bermunculan satu dua pedagang makanan, seperti nasi uduk, lontong sayur dan beberapa menu kuliner lainnya yang diperuntukkan untuk memenuhi kebutuhan kuliner para karyawan.

“Melihat bermunculannya pedagang kuliner di jalan masuk, sebagian besar karyawanpun mulai rutin nongkrong sembari menikmati makan siang dengan menu-menu makanan yang berbeda,” kata Dermawan Setiadi, tokoh masyarakat Rempoa kepada palapanews.com.

Semakin kesini, pedagang yang bermunculan tidak lagi hanya menjajakan kuliner, akan tetapi ragam kebutuhan lainpun turut tersedia. Dan, hal itu menjadi perekat untuk terus berbelanja guna memenuhi kebutuhan rumah tangga para karyawan.

Pada perjalanannya, disaat semakin bertambahnya para pedagang disisi kiri dan kanan jalan masuk Sandratex menjajakan beragam kebutuhan, timbullah permasalahan baru. Macet!

Armada Sandratex, baik itu bis hingga container yang membawa bahan-bahan kebutuhan produksi kesulitan untuk mencapai pintu masuk Sandratex. Yang membuat managemen pabrik mengambil keputusan yang tidak berpihak pada pedagang. Ya, larangan dagang!

Larangan dagang yang dikeluarkan managemen Sandratex membuat kisruh para pedagang yang berujung pada aksi protes.

“Aksi protes yang di lakukan para pedagang tak langsung ditanggapi pihak perusahaan. Butuh waktu beberapa lama hingga perusahaan mengambil kebijaksanaan,” kenang pria ramah ini.

Beruntungnya, kebijaksanaan yang diambil perusahaan memberi harapan lagi bagi para pedagang untuk tetap dapat berdagang di sisi jalan masuk Sandratex.

“Cuma, waktu dagang tidak lagi setiap hari, melainkan pada hari-hari tertentu saja. Yakni hari Sabtu dan Minggu,” jelas Bang Dore, begitu dirinya akrab disapa.

Kebijakan perusahaan cukup beralasan, pada Senin hingga Jumat kendaraan operasional lalu lalang dari pagi hingga sore. Sementara pada Sabtu dan Minggu, kendaraan perusahaan tidak beroperasi.

Akhirnya, kebijaksanaan diterima para pedagang. Dan, para pedagangpun kembali menjajakan ragam dagangan tanpa harus takut ditegur pihak perusahaan.

Saat ini, Perusahaan tidak lagi memiliki banyak karyawan. Tapi, para pedagang di jalan masuk Sandratex semakin bertambah hingga tumpah ruah ke Jalan Ir Juanda.

“Kini,Pasar karyawan telah berganti segmen menjadi pasar rakyat Sandratex yang menjajakan ragam kebutuhan masyarakat sekitar,” papar pria yang doyan humor ini.

Saban pasar rakyat Sandratex hadir sejak pagi hingga siang hari, lalu lintas di sekitar pasar sontak macet tanpa kompromi. Namun, tetap saja masyarakat tak mempedulikannya. Yang penting kebutuhan mereka terpenuhi dari pasar tersebut.(fit)

Komentar Anda

comments