Palapa News ā Perseteruan Korea Selatan (Korsel) dan Korea Utara (Korut) semakin memanas. Diketahui, otoritas Korut telah memastikan pihaknya telah mengakhiri gencatan senjata dengan Korsel yang diterapkan sejak 60 tahun lalu saat akhir Perang Korea.
Melalui media resminya Korean Central News Agency (KCNA), Korut juga mengancam akan menyerang semua musuhnya, terutama Korsel, tanpa ampun. Pernyataan Korut ini dinilai akan semakin meningkatkan ketegangan di Semenanjung Korea. Dalam pernyataannya, Korut menyebut, hasutan perang justru datang dari Amerika Serikat dan ‘bonekanya’ Korsel.
“Sebaiknya mereka tetap mengingat di kepala mereka bahwa kesepakatan gencatan senjata sudah tidak valid lagi, dan Korut tidak dikendalikan oleh deklarasi Utara-Selatan soal non-agresi,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Korut dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Rabu (13/3/2013).
“Yang harus dilakukan sekarang adalah melakukan tindakan keadilan dan pembalasan tanpa ampun demi militer dan rakyat Korut,” imbuhnya.
Sejak Perang Korea berakhir pada tahun 1953 silam, kedua negara tetap bersitegang meskipun ada kesepakatan gencatan senjata. Hanya kesepakatan gencatan senjata ini yang menjadi penghalang kedua negara untuk saling menyerang secara langsung. Ketegangan kedua negara di Semenanjung Korea ini hanya ditunjukkan melalui adu argumen atau pernyataan keras.
Uji coba nuklir yang beberapa kali dilakukan Korut semakin meningkatkan ketegangan antara kedua negara. Hingga akhirnya Korut naik pitam akibat pengetatan sanksi oleh Dewan Keamanan PBB.
Korut pun semakin agresif terhadap negara-negara yang menentangnya, terutama terhadap Korsel yang berbatasan langsung dengannya. Menanggapi agresivitas Korut, pihak Korsel pun bersiap melakukan langkah terburuk yakni dengan mengerahkan militernya jika Korut benar-benar melakukan ancaman yang selama ini dilontarkannya.
Mendapat tanggapan seperti itu, Korut pun semakin berani dengan menyatakan hendak mencabut kesepakatan gencatan senjata kedua negara. Dengan dicabutnya kesepakatan tersebut, tidak ada lagi penghalang konflik antara Korut dan Korsel.(dt/ndo)