Palapanews.com- Pemeriksaan genomik merupakan salah satu metode terkini dan masa depan yang sangat menjanjikan dan dapat digunakan untuk tidak saja mendeteksi adanya kanker, tapi juga untuk penanganannya. Genomik merupakan ilmu yang mempelajari genom (informasi genetik yang tersimpan dalam DNA).
Pimpinan Eka Tjipta Widjaja Cancer Center DR. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid., MARS mengatakan pada setiap manusia terjadi perbedaan DNA sebesar 0,1%. Perbedaan itulah yang menimbulkan adanya perbedaan seperti warna rambut, warna kulit, bentuk mata, metabolisme tubuh termasuk kecenderungan risiko penyakit.
“Pemeriksaan genomik dapat melihat semua gen dalam tubuh kita, juga perubahan gen pada penyakit termasuk kanker,” katanya, dalam temu media, Senin (19/12).
Kanker payudara terjadi akibat pertumbuhan abnormal dari sel-sel pada payudara. Pertumbuhan abnormal tersebut diduga disebabkan oleh mutasi gen yang diturunkan secara genetik maupun akibat mutasi akibat faktor lingkungan. Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian membentuk benjolan. Pada stadium yang lebih parah, sel-sel abnormal ini dapat menyebar ke organ tubuh lainnya.
Menurut data riset International Agency for Research Cancer (IARC) tahun 2020 sebanyak 2,3 juta kasus kanker payudara dari 18,1 juta total kasus kanker atau sekitar 12,5%. Tak hanya itu, sebanyak 3 orang dalam 1 jam di dunia meninggal akibat kanker payudara. Maka dari itu, diperlukannya deteksi dini serta penanganan yang tepat dalam mengobati kanker payudara agar menghasilkan keberhasilan terapi yang tinggi.
Pemeriksaan genomik saat ini sudah banyak dikembangkan mulai dari yang digunakan untuk menentukan kelainan gen pembawa sifat kanker, deteksi dini sampai untuk penentuan jenis pengobatan. Di masa lalu bila seseorang terdiagnosis kanker payudara hampir pasti diberikan kemoterapi. Saat ini pasien kanker payudara yang dinyatakan berisiko tinggi secara klinis namun dari pemeriksaan genomik berisiko rendah,tidak memerlukan pemberian kemoterapi.
Pemeriksaan Genomik ini dapat juga memilih pengobatan kanker yang tepat untuk tiap individu baik jenis kemoterapi, hormonal, terapi target maupun imunoterapi. Penggunaan teknik pemeriksaan genomik tersbut di atas merupakan arah pengobatan kanker kedepan yang dikenal terapi presisi dan personalized medicine.
Sebagai informasi, Eka Tjipta Widjaja Cancer Center merupakan pusat unggulan milik Eka Hospital yang sedang dikembangkan dalam 3 tahun kedepan yang dipimpin DR. dr. Sonar Soni Panigoro, Sp.B (K) Onk., M.Epid., MARS dapat menjadi tempat pemeriksaan dan penanganan kanker yang tepat, karena memiliki visi menjadi pusat kanker terkemuka dengan pendekatan terapi presisi/ personalized medicine yang berorientasi pada pasien. (red)