Palapanews.com– Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata menggelar kegiatan Malam Sejarah Mookervart sebagai bentuk pelestarian budaya dan sejarah dari salah satu saluran air legendaris di Kota Tangerang.
Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin menyampaikan, Pintu Air Mookervart dibangun pada masa kolonial Belanda menjadi saksi bisu perjalanan sejarah Kota Tangerang dan menjadi khazanah yang harus terus dilestarikan.
“Dulu saya masih merasakan nyebrang Mookervart pakai perahu getek, mungkin ada yang punya cerita lain, jadi cerita seperti itu yang harus terus dijaga,” ungkap Wakil di Hutan Kota, Tangerang, Minggu, 11 Desember 2022.
Sachrudin menambahkan, keberadaan pintu air dan saluran Mookervart juga menjadi salah satu peninggalan sejarah yang ada di Kota Tangerang selain Masjid Kali Pasir, Kelenteng Boen Tek Bio dan kawasan kuliner Pasar Lama.
“Ini menandakan bahwa Kota Tangerang memiliki potensi wisata yang penting seperti budaya dan sejarah,” ucap Wakil di acara yang diikuti oleh berbagai komunitas seni dan budaya yang ada di Kota Tangerang.
Dengan diselenggarakannya Malam Sejarah Mookervart, kata Sachrudin, masyarakat dapat mengetahui sejarah yang dimiliki oleh Mookervart yang menjadi penghubung antara Sungai Cisadane dan Kali Angke serta menjadi tol air dan saluran penting pengendali banjir ibu kota di masa lalu.
“Sasarannya agar kita bisa terus melestarikan cagar budaya yang ada di Kota Tangerang,” tutup Wakil.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang, Rizal Ridollah mengatakan, Festival Mookervart ini merupakan ajang untuk mengajak masyarakat untuk bersama-sama menjaga dan melestarikan bangunan Pintu Air Mookervart yang dibangun Belanda pada 1732.
“Lewat festival ini kita bersama-sama untuk menjaga bangunan yang memiliki sejarah panjang. Dan, ini menjadi destinasi karena lokasinya yang berada ditengah hutan kota,” papar Rizal.
Berdasarkan pantauan di lapangan keberadaan Pintu Air Mookervart kondisinya tidak terawat mulai dari dipenuhi sampah dedaunan hingga salah satu rantai penggerak pintu air lepas. Untuk itu, dibutuhkan perhatian khususnya dari pemerintah daerah ataupun pemerintah pusat agar lebih memperhatikan bangunan yang didirikan atas perintah Gubernur Diederik Durven.
Kepala Bidang Kebudayaan, Sumangku Getar menerangkan, Pintu Air Mookervat merupakan salah satu cagar budaya yang harus dijaga. Dan, masyarakat harus paham tentang sejarah dari bangun ini.
“Makanya kita gelar acara ini untuk mengetahui tentang sejarah dari bangunan Pintu Air Mookervart ini,” terang Sumangku.
Sumangku menambahkan, lokasi festival ini memang sangat tepat karena di tengah hutan kota berdiri sebuah bangunan peninggalan Belanda. “Kita akan berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi Banten dan Pemerintah Pusat untuk bersama-sama melestarikan bangunan ini, sehingga tetap terjaga dan terawat,” jelasnya.(ydh)