Reformasi Pendidikan Tinggi Vokasi, Begini Kata Dirjen Diksi

Palapanews.com – Vokasi selalu berorientasi pada industri dan juga sedang melakukan reformasi dengan mengakomodasi nilai learning according to your passion. Jika ada mahasiswa senang dengan salah satu bidang keahlian, maka politeknik harus membantunya memperkokoh kompetensinya.

Hal tersebut ditegaskan Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Dr. Ir. Kiki Yuliati, M.Sc. saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Perkumpulan Politeknik Swasta (Pelita) Indonesia, Kamis 4-5 Agustus 2022.

Sehingga, tandasnya, penguatannya diserahkan pada passion masing-masing mahasiswa. Kiki juga menyampaikan bahwa kewajiban masa studi di politeknik akan dihapuskan.

ā€œKami akan menyerahkan ke politeknik soal kapan mahasiswa bisa lulus. Selama direkturnya bertanggung jawab atas kompetensi lulusannya. Misalkan mahasiswa kuliah 2 tahun, lalu mau melanjutkan studinya dengan magang 2 sampai 3 tahun, maka jika politeknik telah memverifikasi bahwa mahasiswa tersebut telah kompeten, ia tidak perlu lagi menambah masa studinya di kampus,ā€ jelasnya.

Ditjen Vokasi dalam Rakernas ini menegaskan bahwa institusi pendidikan tinggi vokasi tidak perlu bersaing universitas yang lebih berorientasi pada bidang akademis. Vokasi, khususnya politeknik harus lebih memfokuskan diri untuk memberikan masyarakat pilihan yang berkualitas.

Baca juga :Ā Dibuka Dirjen Diksi, Rakernas I Pelita Usung Tema ā€œRevitalisasi Politeknik Berbasis Korporasiā€

ā€œMaka tunjukkan bahwa politeknik pun sama berkualitasnya bagi masyarakat. Politeknik juga mengadopsi Program Merdeka Belajar, mengedepankan Project Based Learning, dan kompetensi lulusannya harus sesuai dengan industri,ā€ tegas Kiki lagi.

Selanjutnya, di masa depan Ditjen Vokasi akan mencoba untuk mengubah mindset untuk dapat benar-benar menerapkan kemerdekaan belajar. Salah satunya adalah Rencana Pembelajaran Semester (RPS) yang biasanya detail dan pada kegiatan, akan diubah menjadi RPS yang lebih sederhana.

ā€œMindset Kami harus berubah. Harus lebih percaya pada institusi politeknik dan para direkturnya seperti yang hadir dalam Rakernas ini. Politeknik bisa merdeka menentukan sendiri kegiatan selama masa pembelajaran. Misalnya kuliah 1 SKS yang tadinya harus terbagi-bagi menjadi beberapa kegiatan berbeda, menjadi dibebaskan selama waktunya memenuhi 170 menit,ā€ pugkas Kiki. (rls/bd)

Komentar Anda

comments

banner 1000250