Pengelola Kawasan Bintaro Olah Sampah Daun Jadi Pupuk

Palapanews.com- Masalah sampah tidak pernah bisa lepas dari kehidupan manusia. Namun, pengelolaan sampah yang baik dan benar akan memberikan manfaat berupa penghematan lahan untuk pembuangan akhir sampah, mengurangi bau tak sedap dan mengurangi lalat yang hinggap.

Oleh karena itu, Pengelola Kawasan Bintaro Jaya (PKB) mengolah sampah yang berasal dari pohon hasil pemangkasan di wilayahnya. Seperti daun dan ranting kering untuk menjadi pupuk kompos atau organik.

Manager Tata Lingkungan PKB, Dicky Hartanto mengatakan, pihaknya telah lama memiliki tempat pengelolaan sampah organik sendiri yang berlokasi di Perumahan Puyuh, Sektor 5. Dengan luas sekitar 1000 meter, sampah yang berasal dari tumbuhan ini dicacah dan diolah secara baik.

“Sampah organik kering seperti ini bisa dimanfaatkan menjadi pupuk untuk kesuburan tanaman di seluruh kawasan Bintaro Jaya. Jadi, berasal dari pepohonan yang ada di lingkungan dan untuk kesuburan tumbuhan di lingkungan,” ujar Dicky, Kamis (22/10/2020).

Bahkan, pupuk organik yang diolah hanya dapat digunakan untuk lingkungan dan tidak diperjualbelikan. Artinya, para warga Bintaro yang membutuhkan pupuk organik bisa mendapatkannya di Kantor PKB secara kolektif.

“Jika warga Bintaro mau bisa secara kolektif, mengambil pupuk di kantor pengelola. Kita sediakan,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, sedikitnya 1.655 karung x 12,5 kg atau sedikitnya 20.000 kg pupu yang di daur ulang selama satu bulan dapat memenuhi target demi kesuburan penghijauan kawasan.

“Totalnya sekitar 20.000 kg pupuk kompos yang kita berikan kepada pihak ketiga. Nantinya pihak ketiga lah yang akan memberikan pupuk pada tanaman-tanaman hijau di seluruh kawasan Bintaro Jaya,” ungkapnya.

Prosesnya penguraiannya pun memakan waktu selama dua minggu, mulai dari pencacahan, penguraian, penyampuran Effective Microorganism 4 (EM4) hingga proses pengomposan atau pembusukan selesai.

“Proses penguraian sampah jenis ini memang lebih lama dibanding sampah jenis organik basah. Dan kami memilih memgolah sampah organik kering lantaran lokasi kami hanya berjarak 200 meter dengan lingkungan pemukiman,” jelasnya. (nad)

Komentar Anda

comments