Palapanews.com- Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Tangerang meminta seluruh pemuda-pemudi untuk tidak merayakan hari kasih sayang atau biasa disebut Valentine Day yang jatuh pada 14 Februari.
Menurut Ketua DPD KNPI Kota Tangerang, Uis Adi Dermawan, perayaan tersebut dikhawatirkan dapat memicu pergaulan bebas di kalangan muda-mudi.
“Perayaan Valentine seringkali disalahgunakan, banyak kawula muda dan pelajar ikut-ikutan berkencan. Saya kira mereka telah terjerumus kemungkaran,” terang Bung Uis, sapaan akrabnya.
Diungkapkan dia, menjadi ironis ketika muda-mudi telah banyak yang terseret oleh pengaruh globalisasi. Tanpa disadari mereka telah diseret oleh budaya barat yang jelas-jelas tidak islami, seperti terlibatnya mereka pada acara Valentine Day yang jelas mungkarnya.
“Pergaulan bebas laki-laki dan perempuan menjadi kebanggaan dengan dalih kasih sayang sebagai fitroh manusia modern. Keterlibatan mereka dalam acara orang yang musyrik menurut Rosul SAW adalah ciri makin dekatnya hari kiamat,” jelasnya.
Mengutip Al Hadits, bahwa tidaklah akan muncul kiamat sehingga kabilah-kabilah umatku bergabung dengan orang-orang musyrik dan mengikuti para penyembah berhala.
Diungkapkan Uis, acara valentine dahulu adalah acara ritual orang Katholik, sekarang berkembang menjadi acara pergaulan bebas muda-mudi yang mendorong dan menjurus kepada perzinahan.
Informasi yang dihimpun, valentine day adalah nama seorang santo orang Katholik. Santo artinya orang suci yang menjadi pemimpin, yang telah dianggap menjadi martir/syuhada dalam istilah agama islam. Yang dihukum mati oleh Raja claudius II, seorang Kaisar Romawi tahun 268-270 M.
Pada 14 Februari Valentine dihukum mati karena melawan kebijakan sang kaisar yang melarang prajurit-prajurit untuk menikah. Valentine secara diam-diam tetap menikahkan para prajurit disamping menikahkan muda-mudi dizamannya itu. Maka untuk mengenang sang martir tersebut Paus Galasius puncak pimpinan tertinggi agama Katholik meresmikan tanggal 14 Februari sebagai hari Valentine.
Sejak itu peringatan hari valentine selalu diadakan di gereja-gereja Katholik dengan acara ritual. Namun awal abad 16 bergeser menjadi acara jamuan kasih sayang dan kencan seperti acara yang biasa diadakan oleh bangsa romawi kuno.
“Jadi jelas acara hari valentine adalah mungkar diluar jalur syariat agama islam,” tegas Bung Uis.
Dia berharap para orangtua dapat mengawasi putra-putrinya untuk melarang acara Valentine. Selain itu, Pemerintah Kota Tangerang atau Dinas terkait dapat mengamankan rangkaian perayaan valentine day mulai dari sebelum sampai mencapai puncaknya. (ydh)