Palapanews.com- Orangtua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tumbuh kembang anaknya, termasuk soal pendidikan. Untuk itu perlu keterlibatan lebih, dari orangtua dalam proses pendidikan putra-putrinya.
Hal tersebut ditegaskan Walikota Tangerang, Arief R. Wismansyah saat berbicara dihadapan para Kepala Sekolah SD dan SMP se-Kota Tangerang di Ruang Al Amanah Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Rabu (31/05).
“Sekolah bukan tempat penitipan anak, jangan kemudian karena putra-putrinya sudah di sekolahkan ada anggapan pendidikan anak menjadi tanggung jawab gurunya,” serunya.
Untuk itu, kata Arief Pemerintah Kota Tangerang sedang mengembangkan sistem pendidikan yang inklusif yang melibatkan seluruh stakeholder pendidikan baik itu guru dan juga orang tua serta swasta. Karena selama ini, meskipun program pendidikan sudah berjalan baik namun masih sering ditemui anak usia sekolah ataupun remaja yang terlibat tindakan kriminal.
“Saya beberapa waktu lalu dapat kiriman foto tawuran, kalau saya perhatiin rata-rata mereka ini masih SMP atau bahkan SD. Inikan sebuah ironi bagi kita semua ditengah gencarnya kita menyediakan pendidikan yang berkualitas,” ceritanya.
Pengembangan pendidikan ke depan, menurutnya harus juga memperhatikan aspek sosial yang memang menjadi kebutuhan masyarakat. Sehingga sistem pendidikan yang ada benar-benar bisa menjadi bagian dari solusi permasalahan yang dihadapi masyarakat.
“Harus dikembangkan pendidikan yang tidak hanya terpaku dengan buku pelajaran tapi lebih bagaimana masyarakat bisa mengaktualisasikan apa yang telah diajarkan di bangku sekolah,” terangnya.
“Seperti penerapan pola hidup bersih dan sehat, bisa dimulai dengan mengajari anak didik kita untuk mencuci tangan atau sekedar buang sampah pada tempatnya. Tapi orang tuanya kudu faham juga, karena saya pernah dapat laporan bahwa ada orang tua yang marah karena anaknya disuruh membersihkan sekolah. Padahal kalau kita lihat di negara maju seperti Singapura anak-anak TK itu disuruh ngepel sama gurunya,” tuturnya.
Artinya, lanjut Wali Kota budaya pendidikan yang ada saat ini harusnya juga bisa lebih diarahkan lagi terhadap pembentukan karakter anak didiknya.
“Bagaimana sekolah bisa meng-create program pendidikan yang anak-anaknya mau ikut terlibat dan mengimplementasikan apa yang didapatkan di sekolah ke kehidupan sehari-harinya,” ujarnya lagi. (ydh)