Ratusan Pegawai & Kepsek se-Kota Tangerang Ikuti Tes Urine

Pegawai Pemkot Tangerang menjalani tes urine. (uad)

Palapanews.com- Ratusan pegawai di lingkungan Pemkot Tangerang kembali melakukan tes urine. Selain itu, test urine juga dilakukan oleh para Kepala Sekolah tingkat SD dan SMP se-Kota Tangerang.

Wakil Walikota Tangerang, Sachrudin mengatakan sosialisasi atau penyuluhan bahaya narkoba yang disertai dengan tes urine ini sengaja dilaksanakan sebagai bentuk pembinaan terhadap aparatur negara sipil (ASN).

“Saya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kesadaran dan mengantisipasi kemungkinan yang bisa terjadi terkait penyalahgunaan narkoba,” kata Sachrudin, Senin (19/12/2016).

Menurut Sachrudin, proses pembentukan BNN Kota Tangerang sampai saat ini juga masih berjalan. Diantaranya, sudah melakukan audiensi dengan BNN Pusat melalui rujukan dari BNN Provinsi Banten dan sudah ke Kemnpan-RB.

“Penyuluhan dan tes urine ini juga sebagai salahsatu persayaratan pembentukan BNN Kota Tangerang. Mudah-mudahan proses pembentukan BNN di Kota Tangerang berjalan baik sehingga bisa membentengi generasi muda,” jelasnya.

Kepala Kesbangpol Kota Tangerang, Temmy Mulyadi menambahkan pihaknya mengucapkan terima kasih kepada BNN Provinsi Banten yang telah mengawal pembentukan BNN di Kota Tangerang. Dia berharap mudah-mudahan BNN di Kota Tangerang dapat segera dibentuk.

“Kita ketahui bahwa Kota Tangerang menjadi salahsatu jalur lintas peredaran narkoba. Dimana keberadaan Bandara Internasional Soekarno-Hatta posisinya di Kota Tangerang sehingga kerawanan peredaranan narkoba begitu tinggi,” tuturnya.

Menurut Temmy, kerawanan peredaran dan penyalahgunaan narkoba di Kota Tangerang perlu diantisipasi. Salahsatunya melalui kegiatan preventif yakni penyuluhan atau sosialiasi serta tes urine.

“Kita juga rutin menggelar razia narkoba bersama kepolisian untuk mempersempit ruang gerak pelaku penyalhgunaan dan peredaran narkoba di Kota Tangerang,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Provinsi Banten Kombes Pol Heru Februanto menegaskan, sosialisasi dilakukan agar para kepala sekolah tidak terjerumus ke dalam narkoba. Paling tidak, mereka bisa tahu bahaya dan cara mencegahnya.

“Semua orang rawan terjerat narkoba, tidak terkecuali kepala sekolah dan guru. Kalau data pengguna narkoba dari kalangan guru sih kecil, tapi tetap harus diantisipasi,” tukasnya. (uad)

Komentar Anda

comments