Tiga SMK & BLK Dapat Bantuan Simulator

HINO memberikan simulator kepada sekolah di Tangerang. (pp)
HINO memberikan simulator kepada sekolah di Tangerang. (pp)

Palapanews.com- Tiga SMK dan Balai Latihan Kerja (BLK) di Kota Tangerang mendapat bantuan berupa cutting model transmisi MX06S dari PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI). Cutting Model Transmisi tersebut telah dikonversi menjadi simulator untuk menunjang proses belajar mengajar mengajar siswa BLK maupun sekolah.

Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Presiden Direktur HMSI, Hiroo Kayanoki kepada Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang, Abduh Surahman, Kamis (16/11/2016) di Aula HMSI, Jalan Gatot Subroto Km 8, 5, Jatake, Kecamatan Jatiuwung.

Hiroo Kayanoki mengatakan, dengan adanya komponen simulator ini, diharapkan pembelajaran mengenai transmisi menjadi menarik sehingga siswa dapat memahami secara aktual mengenai kerja transmisi truk.

“Pendidikan merupakan tolak pangkal yang penting untuk mencipatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan siap bekerja dalam industri, semoga industri dari Hino Indonesia dapat dimanfaatkan sepenuhnya dengan tujuan semakin mendekatkan teori dalam pendidikan dengan praktik nyata dalam industri” jelasnya.

Dia menerangkan pada praktiknya, hanya sebagian kecil SMK yang mengajarkan pengetahuan mengenai truk dan mesin diesel secara mendalam.

“Oleh karenanya, Hino Indonesia berusaha untuk menjembatani kesenjangan ini dengan mengadakan berbagai CSR (corporate social responsibility) di bidang pendidikan,” jelasnya.

Adapun tiga SMK yang mendapat bantuan tersebut adalah SMKN 2, SMKN 4 dan SMKN 8 Kota Tangerang.

Sementara Abduh Surahman menyambut baik pemberian bantuan ini. Menurut Abduh, bantuan yang diberikan ini dirasa sangat bermanfaat untuk praktik para siswa.

“Terlebih kebutuhan alat praktik masih kurang, jadi bantuan dari pihak swasta sangat membantu untuk melengkapi alat-alat praktik,” jelasnya.

Selain itu, dengan adanya bantuan alat praktik ini dapat meningkatkan keterampilan para siswa SMK.

“Jadi gap antara tenaga kerja terampil dengan kebutuhan industri dapat ditekan seminimalisir,” terang mantan Kadis Ketenagakerjaan ini.

Untuk satu unitnya bernilai Rp300 juta. “Jadi kurang lebih total nilainya Rp1,2 miliar,” pungkasnya. (pp)

Komentar Anda

comments