
Tangerang, PalapaNews.com – Keuangan syariah kini menjadi sarana bagi perencanaan keuangan, investasi dan perlindungan risiko keuangan bagi masyarakat di Indonesia. Hal ini dikemukakan pada saat OJK dan industri keuangan syariah lainnya menggelar Syariah Fair di Summarecon Mal Serpong pada 4 hingga 7 Agustus 2016 mendatang.
Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 1, Edy Setiadi mengatakan meningkatnya peranan keuangan syariah juga terlihat dari peningkatan rasio aset keuangan syariah terhadap Gross Domestic Produk (GDP).
“Total aset keuangan syariah dibandingkan GDP Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011 total aset keuangan hanya mencapai 30,4 % dari GDP dan meningkat pada tahun 2015 menjadi 40,3 %,” ujarnya dalam Press Conference, Kamis (4/8/2016).
Kegiatan yang telah diselenggarakan sebanyak 6 kali di Indonesia ini, menurutnya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaan bagi masyarakat terhadap produk keuangan syariah.
“Targetnya, ada peningkatan terhadap jumlah konsumen atau investor produk keuangan syariah,” jelas Edy.
Sementara jumlah jaringan kantor bank syariah dan unit syariah mencapai 2.191 kantor dengan total dana pihak ketiga sebesar Rp238,37 triliun dengan total pembiayaan Rp217,86 triliun.
Diketahui OJK terus mendukung perkembangan keuangan syariah yang telah berkembang pesat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, baik dari jumlah pelaku maupun aset keuangan syariah di sektor perbankan, INKB dan pasar modal. (nad)