Palapanews.com – Jika Anda penyuka kopi, novel Funiculi Funicula (Kohi ga Samenai Uchi ni) mungkin akan menarik perhatian Anda. Namun buku ini tidak membahas kopi, melainkan keajaiban dari secangkir kopi hangat yang akan mengantar peminumnya menjelajah waktu.
Premis tersebut adalah milik Toshikazu Kawaguchi, Novelis 52 tahun asal Osaka, Jepang. Gramedia Pustaka Utama (GPU) telah menerbitkan karya-karya lainnya setelah Funiculi Funicula, yaitu Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap (Kono Uso ga Barenai Uchi ni), dan Dona Dona (Omoide ga Kienai Uchi ni), yang akan segera terbit.
Ketiga novel tersebut berputar pada premis yang sama, tapi menyajikan beragam cerita yang mampu membuat pembaca terkesan dan menanti-nanti. Apakah Anda harus membacanya? Ini dua alasan agar Anda yakin untuk mulai mencicipi karya Toshikazu Kawaguchi.
1. Cerita yang hangat dan menenteramkan
Karya-karya Toshikazu Kawaguchi berlatar di sebuah kafe yang dikelola oleh keluarga yang sama. Selalu ada secangkir kopi, penyaji, pengunjung kafe, dan sosok misterius yang duduk di tempat yang sama. Siapa pun boleh menjelajah waktu di sana.
Aturannya sama, kopi harus disajikan oleh perempuan dari keluarga Tokita, pengunjung tidak bisa mengubah masa lalu, dan pengunjung harus kembali sebelum kopi di cangkirnya mendingin.
Meski konsepnya selalu demikian, pembaca akan terus bertemu dengan kisah yang berbeda. Setiap pengunjung yang ingin menjelajah waktu punya motivasi dan konfliknya masing-masing. Lewat kisah para pengunjung, pembaca diajak menyelami kenangan, cinta, rasa penyesalan, harapan, rasa bersalah, bahkan dendam.
Buku-buku Toshikazu Kawaguchi tidak mengandung alur pelik ataupun isu yang berat. Justru lewat narasinya yang ringan dan dialognya yang mengalir, pembaca lebih mudah bersentuhan dengan beragam emosi manusia. Tak jarang para pembaca dan pengulas buku berpendapat bahwa karya penulis yang juga sutradara dan penulis naskah teater ini memberikan kehangatan dan ketenteraman.
2. Best seller internasional dan nasional
Sejak terbit pertama kali pada 2015, Funiculi Funicula dan judul-judul lanjutannya telah menjadi bacaan populer di Jepang. Buku-buku ini pun diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris (Before the Coffee Gets Cold, Tales from the Cafe, dan Before Your Memory Fades) oleh Geoffrey Trousselot yang akhirnya membawa serial ini sukses terjual jutaan eksemplar di seluruh dunia.
Sejak diterbitkan di Indonesia, Funiculi Funicula dan Funiculi Funicula: Kisah-Kisah yang Baru Terungkap sudah masuk ke dalam mega bestseller nasional. Masing-masing terjual lebih dari 30.000 eksemplar di seluruh Indonesia. Para pembaca memuji tentang bagaimana buku ini membuat mereka lebih baik dalam memaknai kehidupan dan melihat harapan di tengah kesukaran.
Kehadiran Dona Dona
Bila Kafe Funiculi Funicula yang menjadi latar dua buku sebelumnya terletak di Tokyo, buku ketiga mengambil latar di Hakodate, Hokkaido di sebuah kafe tua bernama Dona Dona. Kafe ini masih dikelola oleh keluarga Tokita.
Pengunjungnya pun bisa melakukan penjelajahan waktu dengan aturan yang sama dengan Kafe Funiculi Funicula. Selain bertemu dengan para tokoh pengelola kafe seperti di buku sebelumnya, pembaca juga akan membaca empat kisah baru.
Kopi yang dituangkan perempuan dari keluarga Tokita akan membawa seorang perempuan yang mendendam kepada orangtuanya, seorang komedian yang kehilangan tujuan hidup, seorang adik yang mengkhawatirkan kakaknya, dan pemuda yang memendam cinta ke dalam sebuah perjalanan waktu untuk menebus penyesalan dan menyelami kenangan.
Buku ini akan terbit pada 23 Agustus 2023. Namun bagi Anda yang sudah penasaran, Anda bisa memilikinya lebih dulu dengan mengikuti prapesan di Gramedia.com, Gramedia Official Shop Shopee Mall, Gramedia Pustaka Utama Official Shop Shopee Mall, dan Gramedia Official Store Tokopedia. Manfaatkan potongan Rp10.000,- selama periode 24 Juli – 1 Agustus 2023.
AsianLit
Judul asli: Omoide ga Kienai Uchi ni (思い出が消えないうちに)
Judul perubahan: Dona Dona
Pengarang: Toshikazu Kawaguchi
Ukuran: 13, 5 x 20; dengan kuping
Tebal: 264 halaman
Sinopsis
Di sebuah lereng indah tak bernama di Hakodate, Hokkaido, berdiri Kafe Dona Dona yang menawarkan layanan istimewa kepada pengunjungnya: perjalananan melintasi waktu. Seperti di Funiculi Funicula yang ada di Tokyo, hal tersebut hanya dapat dilakukan jika berbagai peraturan yang merepotkan dipenuhi dan dengan secangkir kopi yang dituangkan oleh perempuan di keluarga Tokita.
Mereka yang ingin memutar waktu adalah seorang wanita muda yang menyimpan dendam kepada orangtua yang menjadikannya yatim piatu kesepian, seorang komedian yang kehilangan tujuan hidup setelah berhasil mewujudkan impian mendiang istrinya, seorang adik yang khawatir kakaknya takkan bisa tersenyum lagi setelah kepergiannya, dan seorang pemuda yang tak mampu mengungkapkan cinta terpendam kepada sahabatnya.
Mungkin perjalanan mereka hanya akan menyisakan kenangan. Namun, kehangatannya akan membekas dan barangkali, pada akhirnya, menumbuhkan tekad baru untuk menjalani hidup.. (gpu/bd)