Palapanews.com- Pemerintah masih mengandalkan sektor UMKM sebagai pendorong ekonomi nasional. Hal ini disampaikan dosen Universitas Pamulang (Unpam) Maman Darmansyah saat menggelar diskusi dalam kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang dihelat bersama para pelaku UMKM di kawasan Perum Mulia Residence 2, Gunung Sindur.
Kegiatan PKM tersebut menurut Maman-sapaan akrabnya adalah wujud dari pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dimana pada dosen, selaku akademisi bisa bersentuhan langsung dengan masyarakat untuk berbagai pengetahuan dan pengalaman akademisnya.
āAdapun target PKM ini masih pada pelaku UMKM. Hal ini sekaligus sebagai upaya dalam merealisasikan program pemerintah, bahwa dengan UMKM diharapkan mampu mendorong ekonomi nasional,ā ujarnya, Senin (15/5) melalui siaran pers.
Dalam kesempatan itu, Sri Sukapti, dosen lainnya, menjelaskan, bahwa UMKM merupakan salah satu sektor usaha yang menjanjikan. Hal ini mengingat UMKM mudah dilakukan jika dibandingkan dengan sektor usaha lainnya. Seperti sisi permodalan yang relatif kecil, waktu yang fleksibel serta jenis usaha variatif.
āUMKM bisa sukses ketika pelaku punya strategi pemasaran yang baik. Bagaimana membaca peluang usaha, produk apa yang dibutuhkan konsumen, serta promosi berbasis digital,ā pungkasnya seraya menambahkan, agar ke depan berharap pemerintah lebih agresif lagi melalui dukungan permodalan.
Pendapat Sri diamini Rifkhan, dosen lainnya. Menurutnya, rekam jejak ekonomi nasional, UMKM menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang terbukti bertahan atas gempuran krisis global. Ia mencontohkan, bagaimana beberapa waktu terakhir banyak perusahaan start-up gulung tikar, justru UMKM hadir sebagai solusi membuka peluang kerja dan membuat ekonomi bertahan dan bangkit. UMKM menjadi alternatif usaha, dan solusi ekonomi masyarakat, demikian kata Rifkhan di hadapan peserta PKM.
Salah satu tokoh masyarakat Syaifulloh, mengakui, pasca-pandemi Covid-19, banyak masyarakat khususnya yang bergerak di UMKM mencoba berbagai usaha, akan tetapi hasilnya masih jauh dari yang diharapkan. Bisa jadi, lanjut dia, karena faktor kurangnya pemahaman dan kemampuan dalam strategi pemasaran. (rls)