Palapanews.com – Mengenang 100 hari meninggalnya Remy Sylado, Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) menggelar “Tribute to Remy Sylado”. Acara berlangsung pada 11 Maret 2023 di Bentara Budaya Jakarta.
Remy Sylado dikenal sebagai salah seorang sastrawan besar Indonesia. “Indonesia kehilangan seorang seniman serbabisa yang karya-karyanya sangat penting di dunia seni dan sastra,” ucap Candra Gautama, Editor Senior KPG.
Diakui Candra, Jubal Anak Perang Imannuel Panda Abdiel Tambayong atau biasa dikenal dengan Remy Sylado telah mewarnai kehidupan seni dengan karyanya yang luar biasa. Ia adalah seniman dengan segudang karya, mulai dari novel, puisi, musik, sampai kritik sastra dan film.
Salah satu karyanya menjadi trendsetter pada tahun 1970-an adalah Puisi Mbeling. Puisi Mbeling menginspirasi banyak orang karena isinya yang mendobrak pandangan estetika bahasa puisi. Baginya, bahasa puisi dapat diambil dari ungkapan sehari-hari, bahkan yang dianggap jorok sekalipun. Hal yang terpenting adalah agar puisi dapat menggugah kesadaran masyarakat.
Selain puisi, ia juga pernah membuat beberapa karya lain, misalnya naskah film Duo Kribo. Tidak hanya sebagai penulis naskah, Remy juga terlibat dalam beberapa film di antaranya adalah Dua dari Tiga Laki-laki dan Senjakala di Manado.
Dalam bidang seni musik, Remy Sylado membuat album yang bertajuk “Orexas” yang dirilis pada tahun 1978 di bawah naungan label Duba Records dan menempati peringkat ke-134 di dalam daftar “150 Album Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia.
BACA JUGA : Penerbit KPG Luncurkan Novel “Rasina” Selami Masa Penjajahan
“Remy adalah makhluk langka yang mungkin stoknya sudah habis, tidak ada lagi di Indonesia,” ucap K.H. Mustofa Bisri menyatakan pendapatnya tentang sosok Remy Sylado.
Nama Remy Sylado sendiri dipetik dari sebuah nada intro lagu “And I Love Her” karangan The Beatles yang bernada re-mi-si-la-do (2-3-7-6-1). Untuk buku-buku yang bertemakan non-fiksi, Japi Tambayong yang merupakan nama kecilnya, menggunakan nama pena Alif Danya Munsyi yang berarti munsyi (ahli-bahasa) pertama dan terakhir. Terkadang, ia juga memakai nama Juliana C Panda dan Dova Silva.
Tribute to Remy Sylado mengumpulkan banyak sejawat Remy dari kesenian seperti dunia musik, seni peran, penulis, hingga petinggi negeri. Ada pembacaan puisi dan penampilan music yang membawakan karya-karya Remy Sylado.
Ada pameran beberapa lukisan dan memorabilia milik Remy Sylado, serta buku-bukunya yang dicetak ulang oleh Penerbit KPG. Acara ini berlangsung di Bentara Budaya Jakarta pada Sabtu, 11 Maret pukul 19.00-21.00 WIB dan terselenggara berkat kerja sama Penerbit KPG, Sinergi Productions, dan Bentara Budaya. (rls/bd)