Palapanews.com- Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi meresmikan pelayanan angkutan perkotaan khusus bandara. Hal ini dilakukan untuk mendorong penggunaan angkutan umum di wilayah Jabodetabek, mengingat jumlah pergerakan penduduk setiap waktunya terus bertambah.
Budi mengatakan, pada 2017, jumlah penumpang di Bandara Soetta termasuk terminal 3 diperkirakan mencapai angka 75 juta per tahun. Sedangkan, jumlah penumpang yang dilayani oleh angkutan umum bus reguler baru mencapai 7,5 juta penumpang per tahun.
“Berarti masih banyak penumpang yang dilayani oleh mayoritas kendaraan pribadi termasuk pelayanan dari dan ke hotel di sekitar Jabodetabek menuju bandara,” jelas Budi.
Budi melanjutkan, meskipun saat ini telah tersedia taksi di Bandara, namun harganya juga masih relatif tinggi. Sedangkan, harapan masyarakat adalah adanya pelayanan yang baik dan harga yang murah. “Untuk memenuhi harapan tersebut, maka pelayanan angkutan massal sangat diperlukan,” tegasnya.
Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Elly Adriani Sinaga menuturkan, telah disiapkan sebanyak 91 bus dari empat operator yaitu Perum DAMRI, PPD, Big Bird dan Sinar Jaya Megah Langgeng. Keempatnya, akan melayani JA Connexion dengan rute Bandara Soetta ke 15 hotel dan mal di seputar Jabodetabek.
“Kalau dari hotel tarifnya hanya Rp. 50 ribu, kalau dari mal Rp. 25 ribu, ini promo satu bulan,” jelas Elly.
Ia mengemukakan, bus ini akan melewati kawasan Hotel Borobudur, Alia, Luminor, Sari Pan Pasific, Aryaduta, Grand Cemara, Ibis Tamarin, Milenium, Grand Sahid Jaya, Hotel Ascot, Hotel Amaris Thamrin City, Hotel Aston Sentul City, Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang dan Hotel Mal Bogor Trade Mall (BTM).
Selain itu, juga berangkat dari tujuh Kawasan mal, yaitu dari Kawasan Mal Taman Anggrek, Plaza Senayan, ITC Cempaka Mas, Kelapa Gading, Thamrin City dan Tanah Abang, BTM dan Grand Indonesia.
“Empat operator transportasi darat tersebut, telah melakukan kerjasama dengan pihak pengelola hotel maupun mal dan PT. Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soetta. BPTJ berperan sebagai mediator yang memfasilitasi kepentingan masyarakat dan operator penyedia jasa transportasi,” tuturnya.
Selain itu, turut diluncurkan aplikasi angkutan umum berbasis android dengan nama Moovit.
Dengan aplikasi ini, diharapkannya masyarakat menjadi semakin tertarik untuk menggunakan angkutan umum karena masyarakat akan memiliki kepastian mengenai jadwal keberangkatan, dan perkiraan waktu sampai di tempat tujuan.
“Dengan aplikasi ini, masyarakat juga dapat memberikan masukan dan kritik terhadap pelayanan,” lontarnya. (ydh)