Palapanews.com- Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ma’ruf Amin mengingatkan kepada para ulama di Sumatera Utara (Sumut) atas maraknya penyebaran aliran yang menyimpang dari kaidah-kaidah agama melalui media sosial.
Hal ini dikemukakannya saat ramah tamah dengan para ulama pimpinan pondok pesantren, kyai kultur dan seluruh pengurus NU di Sumut, Jumat (24/3/2017).
“Aliran yang menyimpang dari nilai-nilai agama hari ini begitu mudah kita dapati di dunia maya. Ini harus mendapatkan perhatian kita semua,” ujarnya.
Menghadapi kondisi demikian, dia mengingatkan bahwa NU merupakan fikroh atau cara berfikir, metodologis, rasional, dinamis dan inovatif.
Meskipun di dalam tubuh NU lanjut dia, kerap terjadi dinamisasi pemikiran, akan tetapi kedinamisan itu tetap tidak boleh keluar dari manhaj-nya, yakni Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyyah. Ini bukti bahwa NU juga sebagai wujud gerakan.
“Ada ada istilah INUL, Ikatan Nahdlatul Ulama Liberal,” ujarnya disambut gelak tawa para kyai yang hadir ramah tamah di Pondok Pesantren Al Kautsar al-Akbar.
Gerakan apa? Gerakan yang melindungi, menjaga, menggerakan dan melayani ummat. Untuk itu dia meminta agar kepada seluruh ulama di Sumut tetap konsisten pada penguatan ekonomi ummat, pendidikan dan kesehatan.
Dugaan adanya pelanggaran organisasi yang dilakulan oleh pengurus NU, ikut menjadi topik hangat dibicarakan forum ramah tamah tersebut. Dugaan pelanggaran itu akhirnya memicu perbedaan sikap di internal organisasi NU.
Tentang hal ini, Kyai Ma’ruf kembali menegaskan, bahwa seluruh pengurus NU di tiap tingkatan harus taat dengan rujukan atau keputusan-keputusan yang dikeluarkan dalam Muktamar.
“Jika sudah diputuskan ya tidak boleh dilanggar, karena artinya kita sudah menyepakati. Jika tetap dilanggar ya diberikan sanksi organisasi melihat tingkat pelanggarannya,” jelasnya. (red)