Palapanews.com- Pelaku industri pariwisata di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) diminta turut serta berperan menekan pertumbuhan jumlah penderita HIV/AIDS. Terlebih, saat ini jumlah penderita HIV/AIDS di kota perdagangan dan jasa itu mencapai 518 orang.
“Dengan adanya sosialisasi ini juga sebagai salah satu pengetahuan tentang cara dan pencegahan virus HIV/AIDS kepada stakeholder pariwisata,ā kata Kepala Kantor kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) Kota Tangsel, Yanuar pada Sosialisasi HIV AIDS kepada stakeholder pariwisata di Puspiptek, Setu, Rabu (14/12/2016).
Sektor pariwisata, menurut Yanuar memiliki peran vital dalam menekan bertambahnya penderita penyakit mematikan itu. Maka itu, pelaku pariwisata harus memiliki bekal pengetahuan bagaimana caranya mencegah penyebaran penyakit AIDS.
Dikatakannya stakeholder tersebut terdiri dari para karyawan kantor Budpar sebagai panitia penyelenggara dan SKPD terkait, para pekerja di dunia pariwisata, para pelaku industry pariwisata, pelajar dan mahasiswa.
“Saya berharap usai kegiatan berlangsung, kita dapat menumbuhkan kepedulian akan kesadaran kepada para pelaku usaha pariwisata yang ada di Kota Tangsel. Jangan sampai para pelaku industry pariwisata terjerumus dan terjangkit virus HIV,ā paparnya.
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Dinas Kesehatan Kota Tangsel Tulus Muladiyono memaparkan, dari jumlah tersebut mayoritas adalah usia produktif, yakni 18 sampai 40 tahun, dengan jumlah penderita HIV/AIDS ada 518 penderita yakni 429 pria danĀ 89 wanita yang tersebar di tujuh kecamatan yang ada di Tangsel.
āTangsel adalah kota yang strategis. Diapit oleh kota besar seperti Jakarta dan Kota Tangerang. Bukan Cuma investor saja yang datang, penyakit juga pada datang. Terlebih saat ini semakin banyak tempat hiburan malam di Kota Tangsel,ā terang Tulus.
Menurutnya, semakin banyaknya kaum urban maka semakin mudah pula penyebaran virus HIV/AIDS melalui hubungan seks bebas dan penggunaan jarum suntik pada narkoba.
Kepala Badan Narkotika Nasional Kota Tangsel AKBP Heri Istu menambahkan, selain lewat seks bebas, Tangsel merupakan zona merah peredaran narkotika. Lokasi strategis dan akses yang mudah dijangkau membuat para pengedar narkoba mengincar Kota Tangsel.
“Mudahnya penyebaran virus HIV/AIDS lewat jarum suntik harus diketahui oleh masyarakat. Terlebih penggunaan narkotika heroin dan sabu. Para pengusaha dan pelaku hiburan malam harus mewaspadai peyebaran virus HIV/AIDS di lingkungan kerjanya,” tandasnya. (nad)