
Palapanews.com- Pengembangan industri kecil menengah dan ekonomi kreatif menjadi salahsatu konsentrasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Banten, Wahidin Halim-Andika Hazrumy. Hal ini sesuai dengan misi pemilik nomor urut satu tersebut yakni meningkatkan kualitas pertumbuhan dan pemerataan ekonomi.
Untuk itu Calon Gubernur Banten, Wahidin Halim melakukan kunjungan ke salahsatu industri pengrajin kripik tempe di wilayah Kecamatan Panongan, Kabupaten Tangerang, Rabu (9/11/2016). Mantan Walikota Tangerang dua periode ini ingin mengetahui persoalan yang dialami oleh pengrajin dalam menjalankan usahanya.
Saat dikunjungi WH, sapaan akrab Wahidin Halim, para pengrajin tampak sumringah. Mereka pun lantas melakukan dialog dan mengadukan berbagai persoalan mulai dari bahan baku, produksi, pemasaran hingga kepada bantuan permodalan.
“Saya datang kesini ingin melihat situasi dan kondisi industri rumahan seperti kripik tempe. Apa saja sih yang menjadi persoalan mereka dan saya siap menampung aspirasi untuk menjadi bahan ketika saya terpilih nanti,” ujar WH kepada wartawan yang mendampinginya selama kunjungan berlangsung.
Sementara itu, salah seorang pengrajin Solehah mengatakan, di perumahan GMC Kecamatan Panongan ini terdapat 100 rumah industri pengrajin kripik tempe. Selain persoalan tersebut pihaknya juga meminta kepada pemerintah untuk memberikan bantuan alat pengolahan limbah.
“Kalau bisa ada bantuan pengadaan penyaringan limbah. Jadi masyarakat juga tidak merasa terganggu dengan adanya aktifitas ini,” kata Solehah yang sudah menjalankan aktifitas sejak tahun 2009 lalu.
Kemudian, ia juga berharap bahan baku pembuatan tempe yaitu kedelai harganya bisa tabil. Kemudian mereka juga minta diberikan bantuan permodalan agar usaha tetap berjalan dan bisa berkembang. Sementara untuk pemasaran masih dalam kondisi baik.
“Kita pasarnya bagus, di agen-agen se Jabotabek peminatnya lumayan. Satu hari saja, saya bisa menghabiskan 50 Kg kedelai. Kalau bantuan modal itu bisa kami putar agar usaha bisa berjalan karena agen-agen tidak semua mengambil barang langsung bayar, tapi sistem ambil dulu,” tukasnya.
Dalam kesempatan itu, beberapa warga juga mengadukan beberapa persoalan lainnya seperti pendidikan, kesehatan, pembangunan infrastruktur jalan dan lainnya. Bahkan ada warga yang mengadukan masih adanya pungutan liar (Pungli) dalam pembuatan KTP. (uad)