Palapanews.com- Kader dan pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dilanda galau lantaran hingga kini belum ada ketua dan pengurus definitif DPC PPP Kota Tangsel. Terlebih, muncul isu adanya titipan dari pusat terkait siapa yang bakal menakhodai PPP di Tangsel.
“Kami dari PAC PPP se-Kota Tangsel mempertanyakan kenapa hingga batas waktu yang telah ditentukan yaitu 14 hari setelah Muscab III belum juga ada SK yang diterbitkan,” ungkap Mochamad Fajar S Njay, pengurus PAC PPP Ciputat, Senin (24/10/2016).
Diketahui, Muscab III PPP Kota Tangsel dilaksanakan pada 8 Oktober 2016 silam. Artinya, batas waktu 14 hari kerja setelah Muscab untuk menyusun kepengurusan definitif sudah melampaui batas waktu.
“Harusnya sudah keluar SK (Surat Keputusan) pengurus definitif. Tapi ini belum. Makanya, kami seluruh PAC se-Tangsel melakukan rapat pertemuan untuk membahas soal ini,” katanya.
Njay dan para pengurus PAC lainnya curiga terlambatannya terbit SK tersebut lantaran ada intervensi dari salah satu pegurus DPP PPP untuk menjadikan salah satu nama agar menjadi ketua/sekretaris DPC PPP Kota Tangsel.
āInformasi yang kami dapat ada titipan dan intervensi dari pusat, ada nama yang belum pernah menjabat sebagai pengurus PPP ditingkat manapun selama 1 periode, tapi dipaksakan menjadi ketua/sekretaris DPC PPP Tangsel. Jelas hal tersebut melanggar AD/ART, JUKLAK dan JUKNIS Pelaksanaan Muscab ke 3 PPP Kota Tangsel,ā paparnya.
Sementara perwakilan dari PAC PPP Setu, Hafidz Abdullah menegaskan PAC PPP se-Tangsel menolak keras adanya intervensi tersebut.
“Jika sampai terbit SK Kepengurusan DPC PPP Kota Tangsel yang baru tidak sesuai denganĀ hasil rekomendasi tim formatur yang sudah dilaksanakan sesuai AD/ART PPP, maka kami menolak keras hal itu,” tegasnya.
“Nama yang harusnya terpilih ialah yang direkomendasikan oleh tim formatur kepada DPW PPP Banten.”
Hasil Muscab III DPC PPP Tangsel merekomendasikan Eeng Sulaiman dan Ratu Chumairah Noor untuk diajukan ke DPW untuk diterbitkannya SK Kepengurusan. (jok)