Tangerang, PalapaNews — Masyarakat menganggap penderita kusta mendapat kutukan tuhan. Menular dan tidak dapat disembuhkan. Penyebab cacat pun harus diasingkan. Stigma itulah yang menyebabkan penderita kusta menyembunyikan diri.
Stigma ini pun masih tetap melekat kepada orang yang sudah sembuh dari kusta. Sehingga mereka tidak dapat bekerja di perusahaan. Tidak dapat berdagang makanan dan aktivitas ekonomi lainnya.
Kepala Rumah Sakit Kusta Sitanala, dr. Ahdi Muhtar mengatakan pasien kusta yang sudah sembuh dipastikan tidak akan menular. Seluruh bakteri sudah dipastikan mati.
“Tidak perlu takut untuk berinteraksi, kusta menular, bukan keturunan, itu pun harus dengan interaksi erat yang secara berkesinambungan,” kata Ahdi saat pembagian bantuan kaki palsu bagi Orang Yang Pernah Mengalami Kusta (OYMPK) di GOR RS Kusta Sitanala, Kota Tangerang, Kamis (31/3/2016) kemarin.
Berdasarkan pusat data dan informasi Kementerian Kesehatan, kasus baru kusta pada 2013 mencatat 16.825 kasus kusta baru. Dengan angka kecacatan 6,82 per 1 juta penduduk.
Jumlah tersebut ini menempatkan Indonesia pada peringkat ketiga dunia setelah India dengan total 134.752 kasus. Sedangkan Brasil dengan 33.303 kasus. (eni)