PalapaNews- Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Banten menyebutkan penyelenggaraan Pilkada Tangsel paling rawan money politic (politik) uang dibandingkan tiga daerah lain di Banten yang menyelenggarakan pemilihan kepala daerah.
Jika diurutkan kerawanan politik uang, yakni Kota Tangsel, Kota Cilegon, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.
“Kota Tangsel paling rawan politik uang. Bahkan potensinya terjadi di seluruh TPS (tempat pemungutan suara),” kata Koordinator Divisi Pencegahan dan Hubungan Antar Lembaga Bawaslu Banten, Eka Satialaksamana kepada wartawan, Rabu (18/11/2015).
Sedangkan di Kota Cilegon, Bawaslu menurut Eka memperkirakan ada beberapa TPS yang sangat rawan money politic.
Ia menilai, kerawanan money politic ini terjadi bukan hanya karena adanya petahana di daerah tersebut. Tapi biaya kampanye yang ditanggung penyelenggara pilkada pun menjadi salah satu penyebab kerawanan adanya money politic.
“Uang yang dimiliki oleh setiap calon saat ini kan masih ditahan. Hingga menjelang pemungutan suara, uang tersebut bisa terkumpul banyak dan dimainkan pada saat tersebut. Ini paling rawan menyasar masyarakat, TPS-TPS dan juga KPU. Karena itu, nanti akan ada pengawasan ketat oleh Panwaslu disetiap TPS,” kata Eka.
Ketua KPU Provinsi Banten, Agus Supriatna menambahkan kerawanan politik uang bukan hanya di tiga daerah tapi semua daerah yang saat ini menyelenggarakan Pilkada Desember mendatang.
“Saya rasa semua daerah rawan money politic. Jika penyelenggara Pilkada (KPU) memang terbukti terlibat dalam kasus tersebut, dan setelah diselidiki memang ada kebenarannya, itu bisa dipecat,” kata Agus.
Agus melanjutkan, untuk pengawasan sudah jelas menjadi tugas Bawaslu atau Panwaslu. Dan bagi masyarakat yang memang menemukan praktik tersebut dan mempunyai buktinya, diharapkan langsung melaporkan hal tersebut ke Panwaslu untuk kemudian diusut kebenarannya.
“Laporkan jika menemukan kecurangan dan tentunya harus disertai bukti,” tegas Agus. (pos/one)