Palapanews- Agenda Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) yang akan digelar 9 Desember 2015, cukup menyita perhatian berbagai kalangan. Tak terkecuali untuk kalangan pelajar dan akademisi. Bahkan, ajang pilkada kali dianggap paling menarik, sehingga dapat dijadikan bahan untuk mempelajari sistem demokrasi serta berpolitik.
“Jika dibandingkan daerah lain, Pilkada Tangsel ini lebih menarik. Hal itu bisa dilihat dari berbagai sisi. Contohnya, selain cukup ramai jadi bahan perbincangan di media sosial, ajang yang untuk kedua kali digelar itu juga sangat terasa aroma persaingan masing-masing paslon, sehingga menarik untuk disimak,” ungkap Tika Yulianti, mahasiswi semester 7 jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Ciputat, Rabu (21/10/2015).
Menurutnya, dinamika yang terjadi pada pilkada Tangsel adalah objek yang menarik untuk dijadikan riset. Terlebih lagi, saat ini setiap pasangan calon (paslon) dibatasi dengan berbagai aturan ketat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), terutama terkait kampanye serta kegiatan calon petahana yang berkaitan dengan program pemerintah daerah.
“Kita lihat sekarang kan semua kebijakan (pelaksanaan pilkada) bermuara di KPU. MUlai dari sosialisasi, bahkan penayangan iklan di media massa juga diatur dengan ketat oleh pihak penyelenggara pilkada,. Hal ini kan jauh berbeda dengan pilkada sebelumnya,” katanya.
Dari kacamatanya, pelaksanaan proses tahapan kegiatan Pilkada Serentak di Kota Tangsel sejauh ini cukup berjalan lancar. Kendati, aroma persaingan di dalamnya dirasa cukup kuat.
“Tidak cuma persaingan secara langsung, kembali lagi, persaingan itu cukup ramai di dunia maya,” tambahnya.
Tak kalah menarik untuk diteliti, kontestan pemilihan kepala daerah di Kota Tangsel datang dari berbagai karakter dan latar belakang yang cukup beragam, yaitu mulai dari akademisi pengusaha dan pekerja profesional. Sehingga masyarakat bisa memilih pemimpin sesuai dengan hati nurani mereka. Selain itu, kata Tika dirinya juga menyoroti gaya berpolitik ketiga paslon di Pilkada Tangsel yang terlihat sangat kontras.
“Ya saya kira banyak orang sependapat bahwa Pilkada di Tangsel itu lebih semarak dari daerah lain. jadi sebagai seorang akademisi, saya nilai sangat layak sebagai ajang pembelajaran politik bagi warga dan pelajar di Tangsel,” tandasnya. (zar)