Oknum Pegawai Pemkot hingga Warga Bekingi PSK

ProstitusiPalapa News – Sering bocornya informasi kegiatan penertiban dan banyaknya oknum yang menjadi beking bisnis prostitusi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) bukan hisapan jempol. Hal itu secara kasat mata terlihat dari kegiatan razia petugas gabungan hingga tiba di panti sosial Pasar Rebo, Jakarta Timur.

“Ini sudah rembes (bocor). Kurang ajar masih banyak yang bermain,” ungkap Kepala Seksi Rehabilitasi Tuna Sosial dan Korban Napza Dinsosnaketrans, Hadiana, usai menggelar razia, Minggu (31/3/2013) pagi.

Sepanjang perjalanan menuju panti sosial di Pasar Rebo untuk mengantar wanita pekerja seks komersial (PSK) yang terjaring, Hadiana menjelaskan, pada kegiatan razia kali ini hanya terjaring dua orang di daerah Ciputat.

Di sejumlah wilayah yang biasanya menjadi titik mangkal PSK sepi-senyap. Hadiana menuding ada oknum yang telah membocorkan rencana adanya penertiban. Alhasil, para kupu-kupu malam lebih memilih sembunyi mencari aman.

“Padahal kuota Tangsel lebih besar dari pada daerah lain untuk mengirim PSK. Tangsel dalam satu semester atau enam bulan boleh ngirim sampai 52 orang,” terang Hadiana.

Saat dirinya tengah menggiring kedua PSK yang terjaring pun banyak pihak yang mencoba mengajak negoisasi dengan kompensasi mencapai jutaan rupiah agar dapat dilepas.

“Mulai dari pegawai (Pemkot Tangsel), Ormas. Enggak ada urusan (negoisasi) sama saya, rusak kalo daerah kalo kayak gini ini terus,” ketusnya.

Setibanya di Panti Sosial Karya Wanita(PSKW) Mulya Jaya, Pasar Rebo, diperoleh informasi mengejutkan dari para pegawai yang bertugas. Satu dari delapan PSK yang terjaring dalam razia dua pekan silam di kawasan Tegal Rotan berhasil kabur dari tempat tersebut.

Perempuan berinisial SN, warga jalan Dukuh, Kramat Jati ini mampu mengelabui petugas. Padahal untuk lalu-lalang ke panti sosial itu harus melewati dua pintu gerbang yang dijaga ketat oleh petugas.

“Kabur jam 10 pagi. Ketahuannya pas mau dikunci saat adzan Jum’atan,” jelas Hasan, salah satu petugas ditemui di ruang penerimaan dan registrasi PSK binaan.

Tak hanya itu, kata Hasan. Setelah pihaknya menerima PSK yang berhasil terjaring razia dan dititipkan oleh Pemkot Tangsel. Banyak oknum-oknum yang berusaha meminta petugas di panti sosial agar segera melepaskan. “Alasannya salah tangkap atau ada yang mau dinikahkan,” katanya.

Oknum-oknum bersebut mengaku dan berasal dari berbagai kalangan, tambah Hasan. Mulai dari oknum aparat penegak hukum, LSM dan wartawan suratkabar mingguan berinisial MN, TY dan masih banyak lagi.

“Seharusnya mereka mendukung kita. Mereka kan katanya tahu undang-undang,” sungutnya sambil memperlihatkan daftar buku tamu dari setiap orang yang berkunjung dan mengaku ingin menjemput PSK.(ymw)

Komentar Anda

comments