Palapa News ā Klaim Pemerintah Kota Tangsel soal menurunnya angka pengangguran ditanggapi pihak legislatif. Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) setempat, Siti Chodijah meminta Pemkot Tangsel perlu mendata secara akurat jumlah pengangguran.
Pendapataan secara akurat itu, menurutnya untuk lebih memastikan bantuan yang akan diberikan apakah sudah tepat menyasar orang-orang yang membutuhkan. āPerlu data yang sangat akurat agar bantuan dapat tersalur dengan baik. Terutama soal bantuan UKM,ā ucapnya.
Menurut Chadijah, di tahun 2012 lalu telah digelontorkan dana sekitar Rp 2,5 miliar untuk pengentasan pengangguran. Alokasi anggaran tersebut untuk pelatihan kepada 550 orang. Dalam konteks ini Chadijah mengatakan pihaknya menunggu laporan hasil dari pelatihan tersebut secara berkala dan belum diterima.
āDengan digelontorkan anggaran, harusnya ada tolak ukur atas program pengentasan penganguran. Dengan begitu terlihat efektivitasnya,ā ucap politis PKS ini.
Soal pengentasan pengangguran, menurutnya DPRD setempat tidak ada target muluk-muluk. Hanya saja pihaknya membutuhkan out put dari hasil program pengentasan pengangguran yang sudah dilakukan.
āTerpenting yang mendapatkan pelatihan sudah mendapat pekerjaan dan datanya didapat secara akurat. Jadi, ada output,ā ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Wakil Walikota Tangsel mengklaim angka pengangguran di kota dengan tujuh kecamatan ini terus terkikis. Menurutnya, saat ini jumlah pengangguran tercatat ada 96 ribu jiwa.
Jumlah tersebut di atas, jika diprosentasikan hanya sebesar 8 persen dari total warga Kota Tangsel yang berjumlah 1,2 juta jiwa. Jumlah ini menurutnya terkecil dibandingkan Kota/Kabupaten lain di Provinsi Banten.
āJumlah (angka pengangguran) tahun 2012 dan sudah menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Data terakhir kami, jumlah pengangguran tersisa 8 persen dari 1,2 juta penduduk Tangsel di tahun 2012,ā kata Benyamin.(kie)