JEJU – Untuk meningkatkan kerjasama ekonomi Indonesia dan Korea Selatan, Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa melakukan kunjungan kerja Ke Negeri Gingseng selama dua hari 11-12 Oktober. Hatta memimpin delegasi Indonesia dalam Korea-Indonesia Jeju Initiative di Halla Hall, International Conventiton Center Jeju.
Hatta dan delegasi Indonesia melakukan pertemuan dengan sejumlah pejabat pemerintahan bidang ekonomi dan para pelaku bisnis di Korea Selatan untuk menjajaki realisasi sejumlah rencana kerjasama kedua negara. Pertemuan ini diarahkan pada rencana investasi Korea Selatan dalam beberapa proyek Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI).
Melalui Korea-Indonesia, Jeju Initiative disepakati delapan proyek hasil inisiatif kedua negara. Delapan proyek itu adalah jembatan Selat Sunda, proyek gas alam terkompresi (compressed natural gas/CNG), pembangunan rel kereta api Bengkulu-Muara Enim, restorasi Sungai Ciliwung, pembangunan kluster industri berbasis pertanian, pembangunan jembatan Batam-Bintan, pembangunan pembangkit batu bara di Sumatera Selatan, dan pembangunan kantor cabang perusahaan kapal asal Korea Selatan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Total nilai delapan proyek itu sebesar US$50 miliar.
Dalam kesempatan pidato sambutan, Hatta mengungkapkan harapan agar hubungan Indonesia dan Korea Selatan semakin erat dari waktu ke waktu. āJoint commision dan working group semacam ini sangat penting untuk mempererat hubungan kedua negara,ā ujar Hatta.
Hubungan Indonesia dan Korea Selatan yang telah berlangsung hampir 40 tahun memang merupakan sebuah hubungan saling menguntungkan, terutama di bidang ekonomi. Dalam kaitan itu, Hatta menginginkan agar kerjasama ekonomi Indonesia dan Korea Selatan terus mengalami peningkatan.
āSelain mempererat hubungan kedua negara, joint commision dan working group juga penting untuk merealisasikan target volume perdagangan Indonesia dan Korea Selatan menjadi US$100 miliar pada tahun 2020 dan meningkatkan arus invetasi Korea Selatan di Indonesia,ā lanjut Hatta.
Kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Korea Selatan telah mengalami peningkatan pesat selama beberapa tahun terakhir. Total perdagangan Indonesia-Korea Selatan pada tahun 2011 mencapai US$29,4 miliar dollar dengan nilai ekspor US$16,4 miliar dan impor US$12,9 miliar. Angka itu mengalami peningkatan 44,8 persen dibandingkan denganĀ total perdagangan pada tahun 2010 sebesar US$20,3 miliar.
Selama periode Januari-April 2012, total perdagangan kedua negara mencapai US$9,8 miliar atau naik 12,17 persen dibandingkan denganĀ periode yang sama pada tahun 2011, yaitu US$8,8 miliar. Trend total perdagangan kedua negara selama tahun 2007-2011 positif sebesar 25,11 persen.
Selain itu, Korea Selatan juga dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki minat serius untuk melakukan investasi di Indonesia. Dua perusahaan besar dan ternama Korea Selatan, Pohang Iron and Steel Company dan Honam Petrochemical Corporation, berencana membangun pabrik di Indonesia. Pembangunan pabrik Pohan Iron and Steel Company memiliki arti penting bagi Indonesia untuk memenuhi permintaan besi baja. Sedangkan pembangunan pabrik Honam Petrochemical Corporation di Indonesia diharapkan akan memperkuat industri petrokimia dalam negeri.(tom)