Palapanews.com- Penyakit jantung koroner terjadi akibat penumpukan lemak di pembuluh darah yang menyuplai jantung, sehingga menyebabkan penyempitan bahkan penyumbatan. Dalam kondisi tertentu, operasi bypass jantung atau coronary artery bypass graft (CABG) menjadi solusi untuk mengembalikan aliran darah ke jantung yang tersumbat.
Menurut dr. Akmal Alfaritsi Hamonangan, Sp.BTKV, spesialis bedah toraks, kardiak, dan vaskular dari Eka Hospital BSD, CABG dilakukan dengan membuat jalur baru agar darah kaya oksigen dapat kembali mengalir ke otot jantung. Operasi ini direkomendasikan bagi pasien yang mengalami penyempitan atau penyumbatan parah yang tidak dapat ditangani dengan pemasangan ring jantung.
“Ada beberapa indikasi yang membuat seorang pasien perlu menjalani operasi bypass jantung, seperti penyumbatan lebih dari 50% pada pembuluh darah utama jantung (left main disease) atau penyumbatan di tiga arteri koroner yang signifikan,” jelas dr. Akmal.
Perbedaan mendasar antara pemasangan ring jantung dan CABG terletak pada metode tindakan. Pemasangan ring dilakukan dengan kateterisasi tanpa pembedahan terbuka, sedangkan CABG merupakan operasi besar yang memerlukan pembuatan jalur baru menggunakan pembuluh darah dari bagian tubuh lain.
Tingkat keberhasilan operasi bypass jantung cukup tinggi, yaitu sekitar 95-98% pada pasien dengan kondisi yang stabil. Oleh karena itu, bagi pasien dengan indikasi CABG, menjalani operasi ini dapat menjadi langkah penting untuk meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi risiko komplikasi lebih lanjut. (red)