Palapanews.com – Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Informatika UMN berkolaborasi dengan Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian UGM, sukses melaksanakan Peluncuran dan Sosialisasi Aplikasi MySalak di Turi, Sleman, Yogyakarta.
Langkah inovatif ini didukung oleh hibah EPICS in IEEE, Adapun Aplikasi MySalak ini, bertujuan untuk meningkatkan produksi dan ekspor tanaman salak, khususnya di Paguyuban Kelompok Tani Salak Mitra Turindo.
MySalak memiliki fitur yang dirancang untuk memberikan kemudahan dan manfaat bagi petani. Salah satu fitur utamanya adalah kemampuan menghitung hama secara otomatis menggunakan teknologi AI berbasis gambar, yang memungkinkan petani menghitung jumlah lalat buah dengan akurat dan efisien.
Selain itu, aplikasi ini dilengkapi dengan fitur pemantauan cuaca secara real-time, yang memungkinkan petani dapat mengakses data terkini mengenai kondisi cuaca di lahan pertanian mereka. Data real-time ini diperoleh dari sistem IoT (yang dinamai MySalak node) yang telah dipasang di beberapa lahan petani salak.
BACA JUGA : LPPM UMN Gelar Pelatihan Bagi BumDes Serdang Tirta Kencana Desa Serdang Wetan
Alat tersebut dilengkapi dengan sensor suhu, kelembaban, intensitas cahaya, dan curah hujan, sehingga data yang dihasilkan dapat memberikan gambaran akurat mengenai kondisi lingkungan di sekitar lahan. Hasil analisis pembacaan cuaca ini juga dapat memprediksi kemunculan hama secara langsung kepada petani.
Peluncuran Aplikasi MySalak berlangsung Rabu, 15 Januari 2025, di Gudang Durian Madding, Sleman, sebagai bagian dari upaya memperkenalkan aplikasi MySalak kepada komunitas petani dan pemangku kepentingan terkait. Kegiatan ini mencakup sesi sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam tentang fitur dan manfaat aplikasi MySalak bagi petani salak. Selain itu, demonstrasi langsung juga dilakukan untuk menunjukkan cara kerja aplikasi di lapangan.
Dalam kegiatan peluncuran ini, perwakilan dari Kementrian Pertanian memberikan video sambutan dan menyampaikan bahwa Aplikasi MySalak membantu pemerintah pusat, baik Kementerian Pertanian maupun Badan Karantina Indonesia, serta pemerintah daerah, dalam hal ini Dinas Pertanian Provinsi maupun Kabupaten.
Aplikasi MySalak sangat dibutuhkan oleh POPT dalam menentukan sebaran lalat buah, memprediksi cuaca, serta mengetahui perhitungan lalat buah secara otomatis sehingga data yang dihasilkan lebih cepat dan akurat. Harapannya, semoga sinergitas dan kerjasama yang baik terus berlanjut demi kemajuan petani salak di Indonesia.
BACA JUGA : LPPM UMN Gelar Sosialisasi Master Plan Desa, Lima Desa di Kabupaten Tangerang Jadi Binaan
Pada acara ini juga dilakukan Focus Group Discussion (FGD), yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan, seperti Balai Karantina Pertanian DIY, POPT dan PPL Kapanewon Turi (bagian dari Dinas Pertanian DIY), serta perwakilan dari Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Universitas Multimedia Nusantara (UMN).
Dalam kegiatan FGD ini, peserta memberikan feedback, membahas tantangan, serta merumuskan strategi bersama dalam mendukung keberlanjutan pertanian salak dengan memanfaatkan teknologi MySalak.
Riyadi, salah seorang petani salak yang hadir dalam acara tersebut, memberikan testimoni bahwa kehadiran aplikasi MySalak sangat membantu dan bermanfaat bagi petani salak. “Fitur-fitur yang dimiliki aplikasi ini, seperti sistem hitung lalat otomatis dan artikel pengendalian hama, benar-benar memberikan solusi praktis dan efektif untuk mendukung pekerjaan kami sebagai petani,” ungkapnya.
Sebagai langkah selanjutnya, implementasi aplikasi MySalak diharapkan dapat terus berkembang dan memperluas dampaknya kepada petani salak di berbagai daerah, memberikan mereka solusi yang efisien untuk meningkatkan hasil pertanian dan memperluas peluang ekspor.
Kolaborasi yang terjalin antara UMN, UGM, dan berbagai pihak terkait menjadi bukti nyata bahwa teknologi dapat memberikan solusi yang signifikan dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian. Dengan dukungan berkelanjutan, MySalak diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan aplikasi pertanian berbasis teknologi yang lebih luas, mengoptimalkan potensi petani salak dan membawa manfaat yang lebih besar bagi perekonomian lokal dan nasional. (rls/bd)