Palapanews.com – Universitas Multimedia Nusantara (UMN) bersama Gugus Mitigasi Lebak Selatan (GMLS) sukses menggelar Niskala Project pada Sabtu, 30 November 2024.
Acara yang berlangsung di Pendopo Villa Hejo Kiarapayung, Panggarangan, Lebak, ini merupakan bagian dari program Merdeka Belajar: Kampus Merdeka (MBKM) Humanity Project.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan resiliensi pelaku usaha mikro di wilayah Lebak Selatan melalui pelatihan pengembangan bisnis dan keuangan. Niskala Project dirancang untuk memberikan pelatihan yang dapat membantu pelaku usaha mikro dalam mengelola bisnis dan keuangan mereka secara lebih efektif.
“Melalui workshop ini, kami ingin membantu pelaku usaha mikro di Panggarangan mengatasi tantangan yang mereka hadapi serta membangun ketahanan usaha mereka,” ungkap Nicolas Alfonso, Kepala Proyek Niskala Project.
Acara dibuka oleh Ketua GMLS Anis Faisal Reza, yang lebih dikenal dengan panggilan Abah Lala. Dirinya, menyampaikan pentingnya membangun resiliensi di kalangan pelaku usaha mikro dan mengapresiasi kolaborasi antara UMN dan GMLS dalam mewujudkan kegiatan ini.
“Kegiatan ini merupakan langkah penting untuk bersama-sama mengembangkan potensi komunitas pelaku usaha di Lebak Selatan,” katanya.
BACA JUGA : Humanity Project Batch 5 Hadirkan Kegiatan Belajar Jadi Pahlawan Kecil di Rumah Marimba
Kegiatan Niskala Project terdiri dari tiga sesi utama yang masing-masing memiliki fokus yang relevan dengan kebutuhan pelaku usaha mikro. Sesi pertama mengangkat topik fundamental bisnis, yang dibawakan oleh Bapak Susilo Dwihatmanto, seorang dosen Ilmu Komunikasi di UMN dan Founder Warteg Bahari Raya Group.
Dalam sesi ini, peserta diberikan wawasan mengenai cara mengelola dan mengembangkan bisnis secara lebih efisien dan terstruktur.
Sesi kedua berfokus pada pengelolaan keuangan, yang dipandu oleh Bapak Eko A.P. Endarto, dosen Manajemen di UMN dan seorang Financial Planner.
Di sesi ini, peserta diajarkan teknik-teknik dasar dalam mengelola keuangan pribadi dan usaha, sebuah keterampilan yang sangat penting bagi pelaku usaha mikro dalam menghadapi tantangan keuangan yang seringkali menjadi kendala dalam pengembangan usaha.
Sesi terakhir adalah networking dan diskusi yang dipandu oleh Nicolas Alfonso. Berbeda dengan dua sesi sebelumnya yang lebih bersifat penyampaian materi, sesi ini bertujuan untuk mempertemukan peserta dengan narasumber dalam diskusi interaktif terkait studi kasus yang telah dipersiapkan.
BACA JUGA :Mahasiswa UMN Gelar Edukasi Mitigasi “Temanku Si Tsunami”
Diskusi ini diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada para peserta untuk berbagi pengalaman dan mendapatkan solusi langsung dari narasumber mengenai tantangan yang mereka hadapi dalam menjalankan bisnis.
Setelah sesi materi selesai, acara dilanjutkan dengan pemberian sertifikat dan souvenir sebagai bentuk apresiasi kepada para peserta. Souvenir yang diberikan berupa waistbag, stiker, gantungan kunci, buku, pulpen, dan infografis.
Sebanyak 18 pelaku usaha mikro dari dua komunitas, yakni PKC (Pedagang Keliling Community) dan ZIPAC (Zejak Insan Pedagang Community), turut hadir dan berpartisipasi aktif dalam setiap sesi yang diadakan.
Melalui kegiatan ini, UMN dan GMLS berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam menciptakan ekosistem bisnis yang lebih tangguh dan inklusif di wilayah Lebak Selatan, sekaligus mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.
Dengan keberhasilan Niskala Project, kedua pihak berharap dapat terus bekerja sama dalam menyelenggarakan program-program yang bermanfaat untuk masyarakat setempat. (rls/bd)