Palapanews.com – Sebanyak lima orang perwakilan Universitas Multimedia Nusantara (UMN) berpartisipasi dalam kegiatan “Tour de Impact”. Event berlangsung pada 3-7 Agustus 2024.
Mereka mengunjungi Kota Temanggung dan Purwokerto Jawa Tengah dalam rangka belajar lebih dalam soal praktik keberlanjutan. Dalam kesempatan ini, perwakilan UMN mendapatkan insight baru tentang praktik keberlanjutan dan inisiatif berbasis komunitas.
Hal ini juga menjadi kesempatan emas bagi UMN untuk meletakkan dasar kolaborasi di masa depan antara institusi pendidikan, bisnis lokal, dan pemimpin komunitas.
Tur diikuti oleh Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat Andy Firmansyah, Koordinator Penelitian dan Pengabdian Masyarakat-FIKOM Hendar Putranto, Dekan Fakultas Seni dan Desain Muhammad Cahya Daulay, Ketua Program Studi Jurnalistik Samiaji Bintang Nusantara, dan Sekretaris Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Irwan Fakhruddin.
BACA JUGA : Ini, Hasil PKM Kolaborasi Teknik Komputer UMN dan Fakultas Pertanian UGM Guna Bantu Petani Salak
“Menemukan” Pasar Papringan yang Punya Mata Uang Lokal Ramah Lingkungan
Pada hari pertama hingga ketiga, perwakilan UMN mendatangi Kota Temanggung dan singgah di Spedagi Homestay, akomodasi ekowisata yang mengusung prinsip berkelanjutan. Tidak hanya itu, mereka juga sempat berkunjung ke Pasar Papringan dan mengikuti workshop Magno/Spedagi.
Ketua Program Studi Jurnalistik Samiaji Bintang Nusantara menjelaskan, bahwa Papringan adalah konsep ruang publik yang menggabungkan kearifan pangan lokal, nilai kekeluargaan, keaneka ragaman hayati, kesetaraan gender, konservasi air, desain berkelanjutan, dan komunikasi digital.
“Saya belajar banyak dari teman-teman dan keluarga baru di Pasar Papringan dan komunitas Desa Ngadirejo,” kata Samiaji saat membagikan pengalamannya mengikuti kegiatan ini.
BACA JUGA : PKM Kampus UMN Gelar Pelatihan Inspiring Future Innovators with AI and Machine Learning
Sedikit menjelaskan, Pasar Papringan merupakan pasar unik yang memamerkan produk lokal dari sejumlah perajin yang menerapkan praktik keberlanjutan (seperti produksi organik, tanpa pengawet, tanpa pewarna tambahan, dan tanpa kemasan plastik).
Menariknya lagi, Pasar Papringan punya mata uangnya sendiri yang ramah lingkungan, yakni mata uang lokal berbasis bambu yang dikenal dengan sebutan Pring.
BACA JUGA : PKM Kemendikbudristek 2023: UMN Dukung Penciptaan dan Pendampingan Batik Khas Desa Curuglemo
BAF: Ekowisata yang Menerapkan Prinsip Keberlanjutan
Di hari keempat sampai kelima, perwakilan UMN berkunjung ke Kota Purwokerto untuk berinteraksi dengan Pendiri Baturraden Adventure Forest (BAF) Bilwan Ferjanto. BAF sendiri merupakan destinasi ekowisata seluas 45 hektar yang menerapkan prinsip keberlanjutan, juga menawarkan pengalaman belajar langsung mengenai penggabungan pariwisata dan pelestarian lingkungan.
“BAF mengajarkan kepada saya bahwa tidak ada ‘kegilaan insani’ (seperti yang Bilwan sebutkan) yang tidak disambut dengan ‘kesabaran hutani.’ Proses menempa hutan produktif menjadi tetap ramah dan lestari lingkungan adalah tentang mengubah ‘kegilaan’ menjadi inklusivitas dan daya lenting,” ujar Koordinator Penelitian dan Pengabdian Masyarakat-FIKOM Hendar Putranto.
Selain membahas soal BAF, perwakilan UMN juga menghadiri sesi rekaman podcast “Ngopi Ngapak” yang dipandu oleh Andy F. Noya dan Riwin Mirhadi. Mereka juga berkesempatan mengunjungi program revitalisasi Kota Lama Banyumas dan White House de Noya.
“Semua pengalaman ini menyatu menjadi sebuah perjalanan yang imersif, membuka banyak kesempatan untuk kolaborasi, berpikir, dan bergerak bersama menuju keberlanjutan yang nyata,” tutur Dekan Fakultas Seni dan Desain Muhammad Cahya Daulay. (rls/bd)