Waspada, Penyakit Sifilis Bisa Menular ke Janin

Palapanews.com- Kasus penyakit infeksi menular seksual merupakan salah satu masalah kesehatan yang hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama yang dihadapi dunia kedokteran. Mudahnya penularan juga membuat penyakit menular seksual menjadi sering kali sulit untuk dihindari, terutama pada seseorang yang aktif secara seksual.

Salah satu kasus penyakit infeksi menular seksual yang saat ini telah melonjak adalah sifilis atau yang dikenal sebagai penyakit raja singa. Menurut data terbaru dari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes), kasus sifilis telah melonjak hingga 70% dalam lima tahun terakhir. Hal ini dapat menjadi sumber masalah baru dalam masyarakat jika tidak dicegah mulai dari kita sendiri.

Oleh karena itu, mari kenali apa itu sifilis dan bagaimana kita bisa mencegah penyebarannya?

Apa itu Sifilis?

Sifilis merupakan salah satu penyakit infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema Pallidum yang ditularkan melalui kontak fisik, terutama dalam hubungan seksual yang melakukan penetrasi baik secara oral, vaginal, hingga anal bersama dengan orang yang juga terinfeksi dengan sifilis. Selain itu, dapat pula ditularkan secara vertikal dari ibu hamil kepada janinnya melalui plasenta atau pada saat melahirkan dan kontak langsung dengan lesi sifilis.

Dokter dapat memeriksa apakah Anda memiliki sifilis atau tidak melalui tes darah untuk mendeteksi antibodi terhadap bakteri sifilis. Tanpa pengobatan yang adekuat, sifilis dapat merusak jantung, otak atau organ lain, dan mengancam jiwa.

Seperti Apa Gejala Sifilis?

Ada beberapa gejala pada sifilis yang bisa dirasakan ketika terinfeksi penyakit tersebut. Penyakit ini memiliki beberapa tahap pada saat terinfeksi sehingga Anda mungkin tidak akan merasakan gejala yang begitu mengganggu pada tahap pertama, namun tetap bisa dilihat dan diwaspadai keberadaannya.

Pada tahap pertama sifilis, gejala yang bisa timbul yaitu terlihatnya luka yang terkadang tidak menimbulkan rasa sakit. Luka ini dapat terjadi 2-3 minggu setelah terinfeksi. Area luka bisa saja terjadi di sekitar alat kelamin (penis/vagina), dubur, rektum, dan mulut.

Setelah 1-6 bulan, sifilis akan mulai berkembang dan memasuki tahap keduanya dan menyebabkan munculnya ruam-ruam merah. Ruam tersebut biasanya tidak menyebabkan rasa gatal namun bisa menyebar hingga ke seluruh tubuh dan diikuti dengan gejala lainnya, seperti:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Kutil
  • Rambut rontok
  • Nyeri otot
  • Penurunan berat badan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening

Apabila Anda tidak segera mendapatkan penanganan sifilis pada tahap-tahap diatas, maka sifilis bisa berkembang ke tahap-tahap berikutnya dan menyebabkan masalah serius pada organ tubuh lainnya, seperti jantung, otak, sistem saraf, hingga tulang.

Bagaimana Sifilis Bisa Ditularkan?

Sebagai salah satu penyakit menular seksual, sifilis dapat menyebar dengan mudah melalui hubungan seksual berisiko tanpa pengaman atau kondom. Karena bahkan tanpa ejakulasi sekalipun, sifilis masih bisa menyebar dan menginfeksi Anda.

Perilaku seksual yang berisiko seperti sering berganti-ganti pasangan seksual memiliki peran besar dan menjadi penyebab paling berisiko dalam penularan sifilis di lingkungan besar. Sifilis juga bisa ditularkan melalui kontak jarum suntik yang tidak steril atau telah digunakan oleh orang lain.

Benarkan Sifilis Bisa Diturunkan Ibu Mengandung?

Selain aktivitas seksual berisiko, sifilis juga bisa diturunkan oleh ibu yang mengandung atau bumil. Ini dikarenakan sifilis bisa menyebar melalui peredaran darah ibu ke janin dan menginfeksi bayi bahkan saat mereka belum dilahirkan. Jika itu terjadi maka tidak hanya bumil yang dalam bahaya dalam kesehatan, namun janin bumil juga akan memiliki risiko kesehatan yang bisa mengancam nyawa mereka.

Maka dari itu penting bagi para bumil untuk memeriksakan potensi penyakit menular seksual terutama pada trimester pertama, karena hal ini dapat menentukan kesehatan hingga keselamatan janin baik sebelum dan sesudah dilahirkan.

Apakah Sifilis Bisa Disembuhkan?

Sifilis adalah penyakit menular seksual yang bisa disembuhkan melalui pengobatan intensif. Jika masih dalam tahap awal dan belum merusak organ tubuh lainnya, sifilis bisa ditangani dengan obat antibiotik yang diberikan secara rutin dari dokter.

Namun jika sifilis telah menyerang organ tubuh lainnya dan menyebabkan masalah kesehatan baru, dokter membutuhkan pemeriksaan serta penanganan lebih lanjut untuk bisa menangani kerusakan organ yang telah disebabkan oleh sifilis, karena pengobatan sifilis tidak dapat menyembuhkan kerusakan yang telah disebabkan oleh mereka.

Bagaimana Cara Mencegah Penularan Sifilis?

Penting bagi kita sebagai masyarakat untuk terus sadar akan aktivitas seksual yang kita lakukan. Agar terhindar dari sifilis atau penyakit menular seksual lainnya, sebaiknya lakukan beberapa tips di bawah ini untuk mencegah sekaligus mengurangi risikonya:

  • Menggunakan pengaman saat melakukan aktivitas seksual.
  • Jangan sering mengganti pasangan seksual.
  • Melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual secara rutin.
  • Mengetahui riwayat seksual pasangan sebelum melakukan hubungan kontak fisik.
  • Tidak menggunakan jarum suntik yang tidak steril atau sudah digunakan oleh orang lain.
  • Tetap menjaga pola hidup sehat.

Selalu pastikan menjaga aktivitas seksual Anda bahkan setelah sembuh dari sifilis, karena Anda bisa kembali terinfeksi sifilis jika kembali melakukan hubungan seksual bersama seseorang yang terinfeksi sifilis. (*)

 

Komentar Anda

comments