Serem, Bus Stop di Kota Tangerang Diapit Pohon Bambu

Palapanews.com- Tempat pemberhentian bus atau bus stop menjadi salah satu sarana dan prasana yang dibutuhkan oleh pengguna jasa transportasi yang berfungsi sebagai tempat naik dan turun dari angkutan umum. Dan, keberadaan pemberhentian bus juga didukung dengan lokasi yang strategis.

Namun, pada kenyataannya ada yang berbeda di salah satu tempat pemberhentian bus di Kota Tangerang. Dimana, tempat pemberhentian bus yang memiliki tinggi sekitar 2 meter disertai warna hijau, biru, dan putih pada bus stop tersebut tertutup dengan rindangnya pohon bambu, sehingga banyak pengguna jasa transportasi mengeluh atas keberadaan bus stop tersebut.

“Bus stopnya bikin ngeri, karena diapit sama pohon bambu. Siapa juga mau berhenti disitu. Ditambah, sama lokasinya yang gak strategis,” kata Yulianti.

Ia menambahkan, seharusnya saat merencanakan tata letak bus stop itu harus dikaji lebih dalam, sehingga posisi bus stop benar-benar dirasakan oleh masyarakat. “Kalau direncanakan lebih matang tentunya akan menghasilkan pelayanan yang baik bagi pengguna jasa transportasi,” paparnya.

Sementara itu, Pengamat Politik dan Pemerintahan Indonesia, Hasanudin BJ menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang seharusnya memperhatikan titik lokasi dari pemberhentian bus, jangan sampai bangunan yang dibiayai oleh anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kota Tangerang yang mencapai ratusan juta tersebut, para pengguna jasa transportasi sama sekali tidak merasakannya.

“Seperti pemberhentian bus di kawasan Cikokol ini, saya rasa penempatannya tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Masa iya, pemberhentian bus lokasinya tertutup dengan pohon bambu,” ujar Hasanudin BJ, Rabu, 6 Juli 2022.

Pria yang akrab disapa BJ ini menambahkan, saat ini Pemerintah Kota Tangerang sedang menggalakan transportasi massal, dimana angkutan umum pun disediakan hingga ke pelosok. Namun, sarana pendukung juga harus diperhatikan, sehingga kebijakan kepala daerah akan transporasti massal (naik angkot) benar-benar bisa terwujud.

“Kalo sarana dan prasarananya saja tidak mendukung. Gimana masyarakat mau naik angkutan umum,” jelasnya seraya menambahkan, titik pemberhentian yang diperuntukan bagi BRT dan angkutan umum kondisinya tidak terawat dan lampu lampunya sudah pada mati.(ydh)

Komentar Anda

comments