Palapanews.com- Anda pernahkah mengalami perut panas saat puasa? Sakit perut menjadi keluhan yang sering terjadi saat menjalankan puasa. Sebetulnya ada beberapa faktor yang penyebab terasa perut panas yaitu pola makan seperti sering mengkonsumsi makanan pedas, tinggi kafein, kebiasaan merokok, atau obesitas.
Secara umum, perut terasa panas dan terbakar merupakan gejala gangguan pencernaan yang dipicu oleh banyak faktor. Faktor penyebab yang paling sering terjadi adalah refluks asam lambung (GERD) atau gastritis. Selain itu, ada pula gejala nyeri perut yang penyebabnya tidak dapat diketahui dengan pasti, dikenal dengan dispepsia.
Dispepsia
Istilah dispepsia merujuk pada gejala gangguan saluran pencernaan yang penyebabnya tidak diketahui jelas. Menurut International Panel of Clinical Investigator, dispepsia merupakan rasa nyeri atau tidak nyaman yang terasa di perut bagian atas. Gejalanya juga ditandai dengan perut kembung, mual, dan bersendawa. Beberapa hal yang dapat meningkatkan risiko terjadinya dispepsia yaitu seperti merokok, mengkonsumsi terlalu banyak minuman beralkohol dan berkafein, atau sedang mengkonsumsi obat pereda nyeri non-steroid seperti ibuprofen dan aspirin.
Namun jangan khawatir, gejala dispepsia dapat dicegah secara alami, diantaranya yaitu :
- Menerapkan pola makan yang teratur
- Menghindari makanan berlemak dan pedas
- Mengelola stres
- Jangan langsung berbaring setelah makan
- Rutin berolahraga
GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
GERD dapat terjadi ketika cincin otot paling bawah di kerongkongan tidak menutup sempurna setelah masuk ke dalam lambung. Hal ini mengakibatkan asam lambung terkadang bersama makanan naik kembali ke kerongkongan dan menimbulkan sensasi panas pada perut.
Ada sejumlah faktor yang bisa menyebabkan terjadinya GERD, antara lain obesitas, serta merokok. Selain itu, makanan pedas dan asam juga dapat memicu GERD.
Gejala yang umumnya dialami penderita GERD sebagai berikut:
- Napas berbunyi seperti orang yang menderita asma.
- Perut terasa panas seperti terbakar atau perih pada malam hari atau ketika berbaring
- Merasa cepat kenyang
- Sering bersendawa dan muntah
- Mulut terasa asam.
Gastritis
Gastritis merupakan peradangan pada dinding lambung yang disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori yang menyerang lambung sehingga merusak lapisan pelindung dinding lambung. Adapun penyebab lain yang mungkin menjadi faktor risiko mengalami gastritis seperti :
- Memiliki riwayat gagal ginjal atau alergi
- Memiliki sistem imun yang lemah
- Mengalami infeksi virus, bakteri, atau jamur
- Kebiasaan merokok
Gejala gastritis selain rasa panas pada perut setelah berbaring, antara lain:
- Perut mual
- Kehilangan nafsu makan
- Nyeri pada ulu hati
- Kembung
- Cegukan
Tips mengatasi perut panas
FarmaFriends, berikut adalah beberapa cara mengatasi perut panas dan rasa nyeri.
1. Hindari makan banyak dan terburu-buru
Setelah hampir seharian menahan lapar dan haus, sebagian besar orang akan ākalapā dalam mengonsumsi hidangan berbuka puasa. Hati-hati ya, hal itu bisa menjadi salah satu pemicu nyeri pada perut. Perut nyeri yang terjadi saat puasa bisa menjadi tanda bahwa tubuh Anda tidak lagi mampu menampung makanan yang masuk.
Biasakan untuk makan secara perlahan dan secukupnya saat berbuka puasa. Jika dirasa masih kurang, Anda bisa makan kembali beberapa jam setelah waktu berbuka. Perhatikan juga menu makanan yang Anda pilih untuk dikonsumsi saat berbuka dan sahur. Sebaiknya hindari makanan pedas dan minuman yang mengandung tinggi kafein. Makanan pedas yang mengandung cabai bisa membuat perut merasakan sensasi panas dan terbakar karena kandungan capsaicin pada cabai. Pasalnya mengkonsumsi makanan pedas atau minuman kafein secara berlebihan juga dapat berisiko mengiritasi lambung.
Pastikan makanan yang Anda konsumsi saat sahur dan berbuka yang mengandung nutrisi dan gizi.
2. Jalani pola hidup sehat
Disarankan untuk menurunkan berat badan jika Anda salah satu penderita obesitas. Selain itu berhentilah merokok, dan lakukan olahraga teratur. Jika terasa sulit melakukan olahraga saat tubuh berpuasa di pagi dan siang hari, Anda bisa memilih olahraga ringan saat malam hari untuk membantu memperbaiki kesehatan pencernaan Anda.
3. Mengelola stres dengan baik
Untuk membantu Anda menjadi lebih rileks, hindari hal-hal yang dapat memicu stres pada diri Anda. Biasakan untuk melakukan kegiatan positif seperti olahraga yoga atau meditasi. Hal ini jika dilakukan, tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh, melainkan juga kesehatan mental.
4. Pastikan obat-obatan selalu tersedia
Obat-obatan seperti antasida berguna untuk menetralkan sifat asam dari cairan lambung. Bila penggunaan obat ini kurang efektif, segera pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih sehingga dapat mencegah dampak kesehatan yang lebih buruk.
Nah, itulah sedikit penjelasan mengenai penyebab dan apa yang harus dilakukan ketika mengalami perut panas saat menjalani puasa.