Dosen Unpam Bongkar Seluk-Beluk Digital Marketing

Palapanews.com- Dosen Universitas Pamulang (Unpam) dan Karang Taruna Kecamatan Serpong Utara (Serut) serta Karang Taruna Kelurahan Pondok Jagung, Kamis (26/11) menggelar forum group discussion (FGD) guna membongkar seluk-beluk digital marketing.

Kegiatan yang dihelat di Aula Kantor Kelurahan Pondok Jagung bertajuk “Membangun Ide Kreatifitas Usaha Mandiri Berbasis Digital Marketing Pada Karang Taruna di Wilayah Kelurahan Pondok Jagung, Kecamatan Serpong Utara” ini dihadiri langsung oleh Lurah Pondok Jagung Erwin Gunawan, Ketua Karang Taruna Kecamatan Serut Ahmad Riky Fauji, Ketua Karang Taruna Kelurahan Pondok Jagung Komaruddin dan para dosen Didi Sujadi, Juli Ismanto, A. Asrorudin, Sonny dan Maman Dharmansyah selaku Ketua Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM).

Peserta yang hadir dalam kegiatan PKM tersebut adalah para perwakilan unit Karang Taruna tingkat Rukun Tetangga (RT). Pelaksanaan FGD berlangsung sesuai dengan protokol kesehatan, dimana para peserta duduk berjarak dan diwajibkan mengenakan masker.

Ada yang istimewa dari pelaksanaan PKM saat ini, karena bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tangerang Selatan. Saya bersyukur, kegiatan PKM dengan FGD ini paling perayaan ini kita mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat,” ujar Lurah Pondok Jagung, Erwin Gunawan.

Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kecamatan Serut, Ahmad Riky Fauji menegaskan, FGD merupakan bagian dari upaya menciptakan kegiatan pemberdayaan ekonomi bagi kader Karang Taruna. Sebab, menurut pengakuannya, Karang Taruna khususnya di Kecamatan Serpong Utara telah memiliki mesin sablon digital.

“Kita sudah punya mesin sablon digital. Harapannya dengan pelatihan ini, kita bisa mendapat pengetahuan bagaimana mengimplementasikan ide-ide kreatif kita, termasuk di dalamnya memasarkan dengan memanfaatkan teknologi. Untuk itu penting rasanya perlu mendengar masukan dari para akademisi,” paparnya.

Kemajuan teknologi saat ini, menurut Riky, demikian akrab disapa sudah tidak bisa dihindari lagi, justru Karang Taruna harus beradaptasi memanfaatkan teknologi tersebut untuk kepentingan yang positif.

Hal senada juga dikemukakan Ketua Karang Taruna Kelurahan Pondok Jagung Komaruddin. Ia meminta kepada seluruh kader Karang Taruna yang mengikuti FGD bisa menyimak pengetahuan yang disampaikan para dosen. “Desain konsepnya apa, mungkin kalian nanti bisa memperoleh masukan dari para dosen, lantas bagaimana mengeksekusinya, dan tidak kalah penting terus evaluasi,“ tambahnya.

Dalam kesempatan itu, para peserta diberitahu bagaimana caranya memantik ide-ide kreatif. Karena hanya orang-orang yang berfikir kreatif yang mampu bertahan, terlebih dengan situasi zaman yang semakin berkembang begitu cepat. “Orang-orang yang berfikir kreatif lah yang tidak hilang ditelan zaman,” demikian ditambahkan Ketua PKM Maman Dharmansyah.

Peserta mendapatkan suplemen materi yang menyangkut tentang tahapan-tahapan digital marketing. Semisal, bagaimana pentingnya menentukan pangsa pasar, kemudian bagaimana menentukan konten, pentingnya dukungan infrastruktur digitalnya, seperti web, blog, media sosial dan lain-lain.

“Memang yang paling sulit kita menentukan konten atas produk yang mau kita buat. Nah, ada baiknya teman-teman di Karang Taruna paling tidak membentuk tim khusus yang ditugaskan melakukan survei. Hal ini agar kita tahu, kira-kira apa yang hari ini sedang tren atau tengah booming. Survei ini juga nantinya membantu kita kemana sasaran pasar konsumennya,” kata Juli Ismanto, saat memaparkan klue materi diskusi.

Juli juga menayangkan beberapa contoh dari perusahaan berbasis aplikasi (start-up) yang sudah beroperasi, seperti OVO, GoJek dan lainnya, sehingga peserta mendapatkan gambaran tentang skenario perusahaan-perusahaan tersebut dalam marketing digital.

“Saya sudah lihat web blog milik Karang Taruna Pondok Jagung, saya lihat konten-kontennya sudah cukup menarik. Tinggal bagaimana web blog tersebut dikembangkan menjadi sarana marketing digitalnya. Artinya selain kegiatan sosial, saya rasa juga sudah mulai harus dipikirkan sisi marketing yang punya nilai ekonomi. Ini selain teman-teman memanfaatkan sosial media,” paparnya.

Keberadaan alat sablon digital yang sudah dimiliki, menurut Juli, sebenarnya sudah bisa digunakan sebagai usaha mandiri untuk organisasi dan para anggota. (red)

Komentar Anda

comments