Palapanews.com- Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah berumur lebih dari satu dekade. Namun meski sudah dimekarkan dari daerah induknya, Kabupaten Tangerang, 12 tahun silam, masih saja ditemukan warga yang tinggal di rumah tak layak huni, reyot.
Seperti yang dialami Nuraini (42). Warga Kampung Jaletreng, Kelurahan Serpong, Kecamatan Serpong, yang tinggal bersama tiga anak dan satu cucunya harus mengungsi lantaran rumah yang ditempatinya nyaris ambruk saat hujan, Senin (21/9) kemarin.
Terlihat kayu yang telah lapuk di rumah yang telah ditempatinya selama lima tahun ini. Kamar mandinya pun, ia buat sendiri menggunakan triplek dan terpal saat suami masih hidup. Bahkan, air yang dihasilkannya juga harus menumpang ke orang dan membayar Rp100 ribu tiap bulannya.
“Kayunya udah lapuk kena hujan, kena panas, dulu kan ada bapaknya yang benerin genteng, sekarang bapaknya enggak ada susah,” ujar Nuraini yang masih memegang KTP Tangsel, Selasa (22/9).
Pada malam hari, saat anak dan cucunya terlelap, dirinya masih menjaga anak yang tubuhnya kerap disinggahi tikus.
“Sering ada ular, kalajengking juga ada gede segede tangan. Kalau tikus, jangan ditanya. Tidur bareng tikus, kadang lagi tidur tikus suka ngerayap ke kaki, baju juga banyak yang dimakanin tikus,” ujarnya.
Nuraini yang berusaha menghidupi anak serta cucunya kini menyambi hidup dengan berjualan. Hasilnya pun digunakan untuk membayar kontrakan yang disewanya agar sang anak dan cucu bisa tertidur pulas.
“Pada tidur disitu enggak berani, takut rubuh. Akhirnya saya ngontrak dikontrakan punya saudara, nanti patungan bayar Rp500 sebulan,” jelasnya.
Kini, Nuraini hanya berharap Pemerintah Kota Tangsel bisa melihat dan membantu memperbaiki rumahnya.
“Saya mah kepengen ada yang betulin, minimal dibikinin tembok biar enggak rubuh. Semoga ada yang bantu saya,” tandasnya. (nad)