Palapanews.com- Setelah sukses dengan pasar Singapura, perusahaan farmasi tanah air, Dexa Group merambah pasar ke Kamboja. Perusahaan farmasi ini memasarkan produk obat herbal modern di negeri gajah putih.
Executive Director DLBS, Raymond Tjandrawinata mengatakan Kamboja merupakan pasar yang sangat potensial bagi produk farmasi Dexa Group asal Indonesia. Diakuinya, Dexa sudah 18 tahun belakangan mengekspor produknya ke Kamboja.
Produk obat herbal modern berbahan baku alam telah diteliti dan dikembangkan oleh Dexa Group sebagai perusahaan farmasi terkemuka di Indonesia yang mengedepankan riset inovasi produk farmasi, sejak tahun 2005.
Sekitar 30.000 biodiversitas alam Indonesia yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, perlu dimanfaatkan dalam penelitian dan pengembangan bahan baku obat dalam mewujudkan kemandirian bahan baku farmasi yang 90 persen masih diekspor.
Bahan baku alam Indonesia diformulasi dengan menggunakan metode pendekatan Tandem Chemistry Expression Bioassay System (TCEBS) yang berupa kombinasi teknik kimia, biokimia, serta farmakologi modern yang diaplikasikan untuk menapis berbagai bahan alam potensial untuk menjadi kandidat obat.
Melalui proses Advance Fractionation Technology (AFT), bahan baku alam yang digunakan, mengalami proses ekstraksi bertingkat untuk menemukan fraksi spesifik yang tepat dalam mengobati penyakit.
“Bioactive Fraction yang memiliki kemurnian yang lebih tinggi dibandingkan dengan ekstrak biasa ini, yang menghasilkan kandungan aktif untuk produk obat herbal modern,” kata Raymond.
Melalui produk obat herbal modern ini, Dexa mampu memenuhi kebutuhan pasar terhadap obat-obatan berbahan alami yang banyak diminati di Indonesia dan pasar ASEAN lainnya, termasuk Kamboja.
Adapun obat herbal modern yang diluncurkan di Kamboja adalah obat batuk herbal HerbaKOF, obat herbal untuk meringankan pilek dan sakit tenggorokan HerbaCOLD, serta HerbaPAIN untuk sakit kepala dan nyeri otot. (mat)
Komentar Anda
