Palapanews.com- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) melansir ribuan jiwa penduduk kota ini mengalami gangguan jiwa. Jumlah ini fluktuatif mengingat banyak keluarga yang tak melapor ke instansi setempat.
“Banyak yang tidak terdata. Karena ada juga ODGJ yang disembunyikan pihak keluarganya dengan alasan malu dan menjadi aib,” kata Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) pada Dinas Kesehatan Kota Tangsel, Tulus Muladiyono, Rabu (8/8/2018).
Tulus mengaku, penanganan awal yang dilakukan Dinkes Kota Tangsel adalah pengobatan pasien gangguan jiwa di Puskesmas.
“Jika memang tidak dapat ditangani di puskesmas kita rujuk ke RSJ di Bogor dan Grogol, Jakarta,” tandasnya.
Dinkes Kota Tangsel, menurut Tulus juga mencatat jumlah Orang Dengan Masalah Kejiwaan (OMDK). Jumlahnya mencapai enam persen dari 1,6 juta jiwa jumlah penduduk Kota Tangsel.
“Diestimasikan terdapat enam persen atau 106 ribu jiwa dari 1,6 juta penduduk Kota Tangsel alami OMDK,” Tulus menambahkan.
Tingginya jumlah OMDK disebabkan berbagai hal. Antara lain, kurangnya komunikasi dengan lingkungan keluarga, dampak negatif teknologi, stres serta persoalan kejiwaan.
“Biasanya memang permasalah di perkotaan tingkat kestresan yang cukup tinggi. Karena kerja maupun lalu lintas yang padat. Macet orang cepat stres,” ujarnya.
Untuk menekan OMDK, sambung Tulus pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Penanganannya juga bukan hanya dari pemerintah daerah semata. Tetapi juga keluarga dan lingkungan membantu dan mengantisipasi OMDK. (kie)