PalapaNews- Sedikitnya 12 tenaga kerja Indonesia di Tripoli, Libya menjadi korban perdagangan manusia. Selasa (12/1/2015), 11 tenaga kerja wanita dan seorang pria tiba di tanah air melalui Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
Dari informasi yang dihimpun, para tenaga kerja malang ini tiba di tanah air dengan menumpang Qatar Airways dengan nomor penerbangan QR-956.
Pantauan di lokasi, tak tampak para pejabat Kementerian Luar Negeri Ri datang menjemput para korban. Di lokasi, hanya terlihat petugas Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Petugas BNP2TKI, terlihat langsung mendata para tenaga kerja yang datang didampingi perwakilan Duta Besar Libya untuk Indonesia itu. Tercatat, selain 11 orang wanita dan seorang laki-laki, dalam rombongan itu juga terlihat seorang balita yang merupakan anak dari seorang tenaga kerja.
“Saya dijanjikan kerja di Turki. Tapi ternyata malah dijual oleh agen ke Libya,” kata salah seorang tenaga kerja asal Bekasi, Jawa Barat, Winda Kamdani.
Ia mengaku menerima gaji yang tak sesuai dengan perjanjian. Bahkan, selama enam bulan bekerja di Tripoli, Winda mengaku kerap mendapat siksaan dari anak majikan.
“Saya akhirnya kabur dari rumah majikan dan ditolong pihak kedutaan besar Indonesia di Libya,” kenangnya.
Di lokasi yang sama, perwakilan KBRI Libya, Bambang mengatakan dalam kurun waktu 2 bulan ada 12 orang tenaga kerja yang kabur dari majikannya. Ia mengaku, para tenaga kerja sudah berada di Libiya sejak setahun silam.
“Padahal, pemerintah sudah melarang pengiriman tenaga kerja ke Timur Tengah, khususnya Libya karena di sana sedang konflik,” tandasnya. (one)