Palapa News – Kalangan tokoh agama di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mendesak pemerintah daerah segera menutup kawasan esek-esek Tegal Rotan di Ciputat. Wilayah yang banyak terdapat warung remang-remang itu terbukti menjadi sarang dan sumber tindak kejahatan.
Salah satu komentar, datang dari Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI), Abdul Rozak. Menurutnya, pemerintah daerah setempat harus menutup total kawasan tersebut.
“Penutupan total segala bentuk kegiatan prostitusi dan minuman keras yang ada di Tangsel telah mendesak. Karena sudah terbukti merusak moral masyarakat. Kalau dibiarkan akan banyak timbul korban berjatuhan,” katanya, Selasa (2/4/2013).
Soal banyak pegawai pemerintah daerah, ormas dan aparat ‘bermain’ di Tegal Rotan, Rozak meminta Walikota Airin Rachmi Diany untuk menindak tegas. “Jangan ada kompromi, kalau ditolelir akan makin menjamur tempat-tempat prostitusi dan miras,” terang Rozak.
Pada hari yang sama, aparat gabungan Reskrim Polsek Metro Ciputat dan Jatanras Polres Jakarta Selatan berhasil membekuk IS (43) pelaku pemerkosaan disertai pencurian dengan kekerasan. Selain mengambil kegadisan CCD (25), BlackBerry dan laptop korban juga lenyap dibawa kabur.
“Sebelum ke rumah korban pelaku sempat ke Tegal Rotan,” ungkap anggota kepolisian saat gelar perkara di Mapolres Jakarta Selatan.
Tak hanya itu, tindak kejahatan perdagangan manusia juga nyata ada. Secara berkomplotan, para pelaku mengeksploitasi kalangan remaja wanita untuk dijadikan wanita pemandu lokasi hiburan malam dan pekerja seks komersial (PSK).
“Ada praktek trafficking di Tangsel,” kata Hasan, salah satu petugas Panti Sosial Karya Wanita (PSKW) Mulya Jaya, Pasar Rebo, ketika ditemui di kantornya, Minggu (31/3/2013) dinihari.
“Usianya yang kemarin delapan terjaring razia aja banyak yang berumur 15-20 tahun. Saya pernah ke masuk Tegal Rotan rutin sebelum ada Tangsel,” tambahnya.(ymw)