Palapanews.com– Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang dipercaya untuk mengelola sementara Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sitanala yang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Uumum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
IPA Sitanala yang dibangun menggunakan APBN ini direncanakan untuk memenuhi akses pelayanan air minum di lima kecamatan yang tergabung di zona dua wilayah Tangerang.
Wali Kota Tangerang, Arief Wismansyah menerangkan, dengan pengelolaan air melalui IPA Sitanala yang kini dilakukan oleh Pemkot Tangerang akan semakin mempercepat proses pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga Kota Tangerang.
“Apalagi kondisi sekarang yang sedang kemarau dengan cuaca panas yang cukup tinggi, pasti berdampak pada ketersediaan air,” ujar Wali Kota usai acara penandatanganan serah terima pengelolaan sementara IPA Sitanala di Pusat Pemerintahan Kota Tangerang, Jumat, 6 Oktober 2023.
Penandatanganan pengelolaan IPA Sitanala, sambung Wali Kota, menjadi babak baru strategi Pemkot Tangerang melalui Perumda Tirta Benteng untuk pemenuhan kebutuhan air bersih bagi warga lima kecamatan yang ada di zona dua.
“Terima kasih untuk Kementerian PUPR yang sudah bergerak cepat membantu ketersediaan air bersih di Kota Tangerang,” ungkap Arief.
Sebagai informasi, pembangunan IPA Sitanala direncanakan dapat memenuhi akses pelayanan air minum untuk wilayah di zona dua wilayah Tangerang dengan Sambungan Langganan (SL) sebanyak 39.969 SL di lima kecamatan yakni, Karawaci, Cibodas, Jatiuwung, dan Periuk.
Terhambat di Pembangunan Jembatan Pipa
Proses layanan air bersih yang berasal dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) Sitanala yang berlokasi di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang belum bisa dinikmati oleh masyarakat atau pelanggan yang berlokasi di zona 2.
Selain belum diserahterimakannya aset (pelanggan) dari Perumdam Tirta Kerta Raharja,Kabupaten Tangerang ke Perumda Tirta Benteng Kota Tangerang, faktor lainnya adalah belum adanya jaringan pipa yang menghubungkan IPA Sitanala ke pipa Jaringan Dasar Utama (JDU), sehingga proses ini juga menghambat layanan air bersih ke masyarakat. Padalah, IPA Sitanala yang dibangun oleh Kementerian PUPR dengan anggaran sebesar Rp 70 miliar ini sudah siap dalam proses pengolahan air baku yang berasal dari Sungai Cisadane.
Melihat kondisi seperti ini, masyarakat pun mempertanyakan lemahnya proses perencanaan dari Perumda Tirta Benteng untuk menganggarkan proyek jembatan pipa yang bisa menghabiskan anggaran yang cukup besar.
“Seharusnya ketika pembangunan IPA Sitanala dibangun, Perumda Tirta Benteng juga merencanakan pembangunan jembatan pipa yang menghubungkan IPA Sitanala ke pipa JDU ke zona dua,” papar Ketua Gema Kosgoro Kota Tangerang, Basuni, Minggu, 8 Oktober 2023.
Pria yang akrab disapa Ibas ini menambahkan, untuk anggaran yang disiapkan untuk pembangunan jembatan pipa ini berasal dari mana?. Apakah dari Perumda Tirta Benteng atau termasuk ke dalam tahapan lelang yang mencapai angka Rp 2,4 triliun.
“Hal seperti ini juga harus diketahui oleh khalayak luas tentang proyek besar air bersih ini,” pungkasnya seraya menambahkan, jika menggunakan anggaran dari Perumda Tirta Benteng sendiri tentunya harus ada keterbukaan. Dan, apabila masuk ke dalam lelang sebesar Rp 2,4 triliun ini berarti ada perubahan skema yang dilakukan oleh Perumda Tirta Benteng dalam hal persyaratan tentang lelang badan usaha.
“Masyarakat harus mengetahui hal seperti ini. Sebab, untuk proyek Rp 2,4 triliun ini memakan waktu yang cukup lama yakni hingga Rp 25 tahun,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada 11 Juli 2023, pihak dari Kementerian PUPR melakukan Test Commissioning terhadap IPA Sitanala. Hal ini dilakukan untuk mengetahui berjalannya sebuah sistem pengolahan air bersih yang nantinya untuk melayani masyarakat Kota Tangerang, khususnya zona dua dengan kapasitas 500 liter/detik.
Muhammad Yoza Habibi, Kepala Balai Prasarana Permukiman Wilayah Banten menyampaikan, sebelum pengelolaan air bersih ini diserahkan ke Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Benteng Kota Tangerang, maka terlebih dahulu dilakukan tes fungsi terhadap sistem pengolahan air bersih.
“Semua sistem kita cek disini, seperti proses pengambilan air, sampel air, sistem elektrik, sistem pengolahan air hingga baku mutu air yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan,” kata Yoza Habibi, Selasa, 11 Juli 2023.
Yoza menambahkan, dengan test commissioning ini akan terlihat keberhasilan proses pengolahan air bersih berjalan dengan baik atau tidak. Dan, jika berhasil maka proses pengelolaan air bersih langsung diserahterimakan ke Perumda Tirta Benteng.(ydh)