Palapanews.com- Pemerhati Industri Kecil dan Menengah (IKM), Widi Hatmoko menyarankan Asosiasi Pengrajin Tangerang (APTA) bisa dipimpin sosok atau pengrajin yang sudah memiliki merek sendiri, alias bukan pelaku plagiat.
Widi berpendapat, jika APTA dipimpin oleh pelaku plagiat maka tidak memotivasi anggotanya untuk berintegrasi ke merek sendiri. Selain itu, ini ancaman terhadap organisasi, dan tidak akan berjalan dengan baik.
“Lah nanti kalau ketuanya terjerat hukum karena melanggar plagiat bagaimana?” Kata Widi, Minggu 25 April 2021.
Pun demikian, kata Widi, bukan berarti pelaku IKM yang masih berplagiat tidak boleh berorganisasi atau menjadi pengurus yang lain. Karena menurut Widi, justru yang masih berplagiat ini perlu mendapatkan bimbingan serta edukasi, sehingga harus berada di dalam APTA.
“Karena sebagai ketua ini kan jadi panutan. Kalau melanggar hukum karena plagiat bagaimana? Karena APTA ini kan bukan organisasi plagiat, tapi para pelaku IKM yang masih berproses dan butuh bimbingan dari pihak-pihak terkait, baik pemerintah maupun pihak kepolisian agar bisa memberikan pemahaman soal hukum kepada para pelaku IKM ini,” tandasnya.
Menurut Widi, seperti apa pun kondisi IKM di Tangerang saat ini, perlu mendapatkan perlindungan. Terlebih di masa pandemi COVID-19. Dimana lapangan pekerjaan sulit, serta sektor usaha gairahnya menurun.
“Kita sangat bersyukur, di tengah COVID-19 ini pelaku IKM alas kaki masih bisa bernapas, sehingga bisa mengurangi angka pengangguran. Untuk itu, seperti apa kondisi IKM di Tangerang saat ini, kita harus tetap dukung, sambil pelan-pelan kita berikan edukasi kepada mereka agar ke depan lebih baik,” pungkasnya. (red)