Palapanews.com- Bangunan Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tangerang 15 di Jalan Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Babakan, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang, kondisinya sangat memprihatinkan.
Bagaimana tidak, sekolah yang memiliki 533 siswa tersebut terdapat atap plafon hampir roboh dan terbuka serta genteng retak, bahkan terlihat terbengkalai.
Ironisnya, lokasi sekolah tersebut persis bersebelahan dengan Tangcity Mall. Tidak hanya itu, sekolah yang ditempati tersebut merupakan bangunan lama, dimana sebelumnya pernah diisi oleh SDN Sukasari 4 Tangerang.
Kendati demikian, para murid dan guru tetap belajar mengajar seperti biasanya. Mereka menjalani aktivitasnya dalam suasana kegelisahan.
Kepala Sekolah SDN Tangerang 15, Lina Nurlia mengatakan, nasib sekolah hingga saat ini terkatung-katung dan memprihatinkan.
“Sangat khawatir kalau hujan pasti kebocoran dan ngeri kalau ambruk. Aroma tak sesap tercium setiap harinya,” ujar Lina saat diketemui di SDN Tangerang 15, Kamis 16 Agustus 2018.
Lina menjelaskan,Ā pihaknya sampai kini belum mempunyai bangunan sekolah dan terpaksa harus menumpang di bekas bangunan SDN 4 Sukasari yang ditempati sekarang ini.
Lanjutnya, pihaknya pun masih berharap kepastian dari Pemerintahan Kota Tangerang terkait perencanaan pembangunan gedung baru.
“Sudah dua tahun kami seperti ini (menumpang). Dulu kami sekolahnya dekat di daerah Ahmad Yani, Kecamatan Tangerang bareng sama SDN 6. Tapi sudah pisah, dijanjiin dibangunin gedung di depan SMKN 2 Tangerang oleh pemerintah, sampai saat iniĀ belum dibangunkan gedung, enggak ada kejelasan hingga kini,” jelas Lina.
Sementara, orangtua murid SDN Tangerang 15 terlihat risau dengan kondisi tempat anak-anaknya bersekolah.
Yuliarti, satu dari orangtua murid begitu mencemaskan situasi ini. “Makanya kami jagain terus anak-anak, sekolahnya mau roboh begini,” ucap Yuliarti.
Yuliarti berharap agar Pemerintahan Kota Tangerang peka terkait masalah tersebut. Sebab para murid sudah hampir dua tahun belajar di dalam bangunan yang nyaris ambruk.
“Lihat saja itu, atap plafon mau copot di ruang kelas.Ā Bahkan fondasi bangunan pun tampak rusak dan kayu yang sudah keropos. Bahaya kan kalau sampai menimpa anak-anak,” kata Yuliarti.
Yuliarti menuturkan,Ā orangtua siswa pun sampai harus swadaya mengeluarkanĀ uang guna memperbaiki sekolah yang nyaris roboh ini.
“Kami pun ikut berpartisipasi dengan menyumbang seikhlasnya untuk perbaiki atap yang jebol. Kalau begini terus prihatin. Katanya dijanjiin mau dibangunin gedung sekolah baru. Tapi nyatanya masih belum dipindahkan juga. Kasihan kan nasib anak-anak,” kata Yuliarti. (rik)